Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Catatan Perjalanan Berdagang: Pasar Desa Teluk Betung Jelang Lebaran Idul Adha 2017

Hari ini Rabu, 30 Agustus 2017 saya ikut ayah berjualan ke pasar desa teluk betung lagi. Desa yang untuk ke sana harus melewati jalanan yang beberapa tahun belakangan selalu ada lubang. Dalam tulisan Catatan Perjalanan Berdagang sebelumnya pernah saya tuliskan bagaimana jualan mulai dari perjalanan menuju ke pasar yang Selalu ada lubang. Pasar desa teluk betung juga biasa disebut pasar sumber, entah mengapa? Padahal jelas tertulis namanya Desa Teluk Betung yang merupakan ibukota Kecamatan Pulau Rimau. Ada yang tau, kenapa disebut sumber? Yuk, beritahu saya dengan menuliskannya di kolom komentar.

Hari ini bukan pertama kalinya saya ke pasar tersebut. Tepatnya sudah berkali-kali sejak saya masih SMP. Dulu ayah saya membawa mobil keluarga kami sendiri untuk jualan ke pasar tersebut dan saya serta saudara kembar saya selalu ikut diajak. Masa SMA ayah tidak lagi jualan ke sana. Kemudian baru beberapa bulan ini ayah kembali jualan ke pasar Desa Teluk Betung tersebut. Namun zaman telah berubah kami kini harus ikut menumpang mobil milik orang lain. Biasanya kami menumpang mobil truk beroda enam yang biasa mengangkut para pedagang untuk berjualan ke pasar.

Ada yang berbeda di hari itu. Seperti yang pernah saya tulis dalam tulisan sebelumnya, pasar hari ini juga dilaksanakan Jelang lebaran. Tepatnya jelang lebaran idul adha tau lebaran haji. Kemudian pasar hari ini juga buka di hari yang salah atau lain dari hari pasar biasanya. Pasar Desa Teluk Betung pun dibuka hari Rabu dan bukan hari Minggu seperti biasanya. Entah mungkin Minggu nanti juga buka atau tidak. Satu lagi yang beda, kami tidak menumpang truk seperti biasanya tidak juga membawa mobil sendiri karena memang mobil kami sudah tidak ada lagi. Kami menumpang mobil jenis pick-up milik salah seorang pedagang sayur kenalan ayah.

Beda. Dinginnya lebih terasa karena mobil tersebut tidak di pasang atap di atas baknya yang terbuka. Oh ya, kami berangkat dari rumah sekitar pukul 3.00 dini hari. Dingin sekali. Untung saja tidak hujan. Untungnya lagi, kami membawa plastik perlap untuk dijadikan selimut pembungkus badan (dijadikan seperti sarung). Tetap saja udara dingin masuk lewat celah dibagian wajah. Dingin. ternyata begini rasanya.

Inilah perjuangan hidup. Naik mobil truk rasanya tidak enak karena bantingannya keras dan asap kendaraan diesel yang masuk ke atas bak. Namun ternyata naik mobil pick-up dengan bak terbuka juga tidak kalah tidak enaknya. Dingin, pantat sakit karena duduk di atas bangku papan, serta badan terus bergoyang dan bisa saja terjatuh kalau tidak berpegangan. Enaknya hanya karena waktu tempuh perjalanan yang lebih singkat dan pulang bisa lebih cepat.

Kami tiba di pasar sebelum adzan subuh atau sekitar pukul 4.30 an kalau tidak salah ingat. Pasar Desa Teluk Betung hari ini cukup sepi. Mobil truk rombongan kami biasanya 3 (tiga) mobil truk, hari ini cuma 1 (satu). Memang bertepatan dengan hari ini, para pedagang punya banyak pilihan pasar. Banyak pasar atau kalangan lain yang buka pada hari Rabu ini diantaranya seperti, Pasar Rakyat Kota Pangkalan Balai. Kami memilih pasar Desa Teluk Betung karena memang disinilah kami ramai pembeli. Selain itu kami juga belajar dari jelang lebaran Idul Fitri kemaren yang terbilang ramai sekali menurut kami.

Dan ternyata hari ini berbeda. Mungkin karena kali ini Lebaran Idul Adha atau lebaran Haji. Masyarakat daerah sini tidak terlalu heboh dalam merayakan Lebaran Idul Adha. Tidak seperti Lebaran Idul Fitri. Pembeli yang datang kebanyakan hanya yang berasal dari sekitar daerah Desa Teluk Betung saja. Tidak banyak yang berasal dari desa-desa lain dalam wilayah Kecamatan Pulau Rimau seperti pada hari pasar. Sepi dan santai, begitulah seolah tidak seperti suasana Pasar Jelang Lebaran. Biasanya jelang lebaran adalah panen bagi para pedagang. Dan hari ini bisa di ibaratkan gagal panen. Kebanyakan pembeli hanya datang membeli bahan dapur, lauk dan sayur mayur yang tentu akan lebih mahal dibanding tidak dipasar. Intinya bagi bagi kami berjualan di Pasar Desa Teluk Betung hari ini tidak mencapai target alias mengecewakan.

Posting Komentar untuk "Catatan Perjalanan Berdagang: Pasar Desa Teluk Betung Jelang Lebaran Idul Adha 2017"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ