Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Peluang Itu Selalu Ada, info lomba menulis 2018

Sejak saya memutuskan untuk aktif menulis (lagi) 2016 peluang itu selalu ada. Peluang untuk mendapatkan uang dari menulis. Mulai dari berani kirim tulisan ke media massa (2017), ikut kompetisi blog (2016, 2017), hingga kini ada peluang LKTI. Ya, peluang selalu ada dan blog saya mulai ramai.

Terbaru ada peluang menulis soal "Dana Desa" dan saya tidak bisa menutup diri dari fakta bahwa ada isu "itu duit dikasih Jokowi kepada kepala desa" padahal dana desa itu sebenarnya dana yang diberikan pemerintah kepada desa agar desa bisa mandiri. Bukan hanya bangun jalan dan irigasi karena sudah ada program lain untuk itu (seharusnya). Jadi saya tidak bisa menulis lebih jauh karena sepertinya ada masalah yang tidak bisa saya mengerti.

Kemudian ada peluang dapat uang lewat lomba jurnalistik yang diselenggarakankemendikbud. Mengirimkan tulisan yang sudah terbit di media massa berupa artikel, opini, berita mulai dari 1 Maret 2018-14 Agustus 2018 dengan tema "peran keluarga dan masyarakat dalam pendidikan anak (kurang lebih karena saya lupa selengkapnya di brosur)" menarik mengingat tulisan saya soal guru tewas ditangan muridnya juga menyinggung peran orangtua. Namun sayangnya tulisan itu terbit sebelum 1 Maret 2018. Sial. Selengkapnya, bisa kamu lihat dalam poster berikut ini:

Kemudian ada lagi peluang lewat kompetisi blog yang juga diselenggarakan kemendikbud. Cukup kirim tulisan ke blog masing-masing dengan tema yang telah ditentukan dan daftarkan postingan nloh  tersebut melalui email, kita akann memperoleh peluang untuk mendapatkan hadiahnya. Selengkapnya bisa kamu lihat dalam poster berikut ini:
Intinya peluang itu selalu ada dan salahku sendiri yang sering melewatkannya. Salah satunya demi fokus kuliah. Salah duanya karena seringkali meragukan kualitas diri. Salah tiganya tidak rajin mengasah kemampuan menyusun kata membuat minder saat ada peluang ikut kompetisi.

Peluang ikut kompetisi menulis itu seharusnya jangan sampai dilewatkan. Tahap awal bisa kita mulai dengan mencoba ikut kompetisi yang di adakan di lingkungan kampus kita sendiri. Jika sedikit percaya diri, silakan coba kirim tulisan kepada media massa. Hitung-hitung itu adalah bagian dari proses belajar.

Sedikit cerita bagaimana saya belajar menulis. Saya memilih mengambil jalan lain dalam belajar menulis. Saya menekuni aktivitas ngeblog (menulis di  blog). Saya ngeblog karena saya tidak percaya diri dengan kemampuan saya dalam menulis.

Tahun 2016 saya akhirnya berani menuliskan hasil pemikiran-pemikiran saya di blog. Sampai kemudian saya merasa cukup percaya diri untuk mengirimkan tulisan saya  ke media massa. Senang sekali tulisan pertama yang saya kirimkan ke media massa itu langsung terbit. Saya merasa beruntung.

Selain tempat curhat, blog adalah media yang paling tepat untuk belajar menulis. Berawal dari catatan kecil. Mulai dari mencatat kegiatan harian dari pagi hingga jelang tidur. Bergeser sedikit akan ada hal-hal menarik yang perlu di bahas. Hal menarik inilah yang disebut gagasan atau ide tulisan yang dapat dirangkai secara sistematis menjadi artikel/essai/opini/makalah atau terserah apapun kamu mau menyebutnya. Proses itu saya lalui dengan sangat perlahan.

Satu hal fakta yang dulunya coba saya hindari namun nyatanya tidak bisa. Satu hal yang harus dilakukan oleh saya yang terlanjur menempuh jalur pendidikan sebagai pembuka jalan. Menulis. Tidak ada hal yang bisa menjadi ciri pembeda antara orang terdidik dengan orang yang kurang tertididik selain kemampuan dalam menulis dan berbicara.

Dosen saya bahkan berkata bahwa "indikator orang pinter dalam ilmu sosial itu ada 2 yakni 1 bisa ngomong, dan yang ke-2 bisa menulis". Jika saya kurang cakap dapam bicara maka saya harus berlatih dalam menulis. Karena itulah saya memulai langkah mengirimkan pemikiran saya ke media massa.

Hadapilah jika sudah terlanjur menjadikan pendidikan sebagai jalan hidup sekolah dan sekolah, maka menulis bukanlah pilihan suka-tidak suka, mau-tidak mau, bisa-tidak bisa atau pilihan demi mengejar gelar seorang "PENULIS". Bukan. Menulis adalah sebuah keharusan. 
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Peluang Itu Selalu Ada, info lomba menulis 2018"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ