Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pelecehan di tengah malam

Lama aku tidak menulis. Kali ini aku mau menulis tentang sebauh kisah yang baru terjadi pada diriku. Sebuah kisah yang berhungan dengan kisah yang sebelumya juga sudah pernah terjadi.

Kisah ini berkaitan dengan pekerjaanku. Selain blogger tentunya. Berkaitan dengan tugas administrasi sesuai dengan prodi yang kuambil saat kuliah. Harapannya dengan terbitnya tulisan ini dapat mengurangi jumlah oknum-oknum orang-orang yang punya sikap seperti dalam kisahku ini. Siapkan kopi, mari kita mulai ceritaku.

Sumpah malam itu aku merasa terhina sekali.

Sebagai seorang pekerja yang profesional, ada kalanya kadang-kadang aku sampai menyiapkan beberapa berkas pekerjaan yang kubawa pulang, biasanaya hal-hal penting yang rencananya akan kukerjakan dihari libur. Seperti saat momen lebaran tahun ini.

Namun kadang masih ada-ada saja pekerjaan-pekerjaan tambahan lainnya. Ini terjadi saat ada seseorang yang membutuhkan sesuatu disaat terdesak dan kekepet waktu. Masalahnya, pekerjaan-pekerjaan ini butuh berkas tambahan yang tidak ikut kubawa pulang. Masalahnya lagi, orang-orang ini seolah-olah tidak mau tahu bahwa kita lagi libur. Tahunya mereka ingin urusan mereka selesai.

Bahkan pernah, sampai "memaksa" aku masuk kantor. Orang ini melobi bosku agar memberikanku perintah untuk masuk kerja dihari yang seharusnya aku libur.

Ujung-ujungnya orang ini melecehkan pula. Mengirimkan pesan bahwa ia menjanjikan uang. Seolah-olah semua masalah bisa selesai karena uang.

"KALU AKU DAK GALAK NAK KAMU MAU APA?. JANGAN KARENA AKU GOLONGAN ORANG KECIL, KAMU PUNYA SEDIKIT-BANYAK UANG BISA SEENAKNYA."

Kadang aku berpikir untuk bisa mengucapkan kalimat itu. Tapi tentu itu tidak kulakukan. Untungnya sejak masuk dunia kerja belum pernah kalimat seperti itu terucap dari mulutku. Walau ini artinya aku harus tahan emosi marah sambil makan ati. Sambil mengelus dada. Kemudian berpikir keras untuk mencari kata-kata lain yang menurutku lebih halus.

Menghadapi situasi seperti ini aku cuman bisa geleng-geleng kepala dan heran, kok bisa-bisanya ya aku seringkali dipertemukan dengan orang-orang seperti itu. Padahal rasa-rasanya ketika aku mengurus suatu berkas sendirian tidak pernah ada keberatan untuk mengulang lagi di lain hari jika memang sudah dikatakan tidak selesai di hari itu. Bayar pajak, membuat SKCK misalnya ketika jam 2 sudah waktunya tutup dan antrianku blm dipanggil maka ya aku rela pulang.

Toh, memang salah sendiri alias sudah nasipnya karena butuh cepat diwaktu yang salah. Kenapa tidak diurus dari kemaren-kemaren kalau memang butuh cepat.

Ada sedikit rasa kesal. Ada juga rasa terhina. Ada juga rasa heran. 

Rasa kesal karena merasa diganggu di waktu istirahat dimalam hari. 

Rasa terhina lantaran pesan tersebut menurutku cukup "menghina".

Rasa heran, kok bisa-bisanya mencoba meloby di waktu yang seharusnya salah. Coba pikir kita butuh dan punya kepentingan dengan orang lain kok malah kita ganggu waktu istiratnya? Mikirlah. Kan bisa besok pagi.

Saking kesal, terhina dan herannya, saya sampai sampai bingung mau nulis status whatsapp seperti apa,

Maybe... Sengeke baelah๐Ÿ˜…

Atau lain kali kalau dapat pesan seputar pekerjan di luar jam kerja maka Read doang seperti yang dilakukan oleh pekerja lain pada umumnya.

Tapi aku adalah aku. Meski "mengganggu" kalau masih bisa di bantu ya kuusahakan dibantu. Tetap kukerjakan kalau memang masih berhubungan dengan tanggungjawab pekerjaanku.

Tapi hanya sebatas bantuan kecil saja. Sebisanya. Sebatas apa yang bisa kukerjakan di hari libur. Tidak munafik sambil berpikir "kira-kira dibayar berapa ya?" Ujungnya gak sesuai juga, masih untung dapat ucapan terimakasih. Kecewa Hahaha.

Intinya kalau kuputuskan membantu, aku ikhlas membantu. Walaupun dikasih uang itumah hanya bonus yang kadang kutolak dan kadang kuterima karena gak enak juga menolak rejeki atau bisa jadi dengan kita tolak nanti orang yang bersangkutan menjadi tersinggung/terhina. Masih untung kalau hanya sekadar sungkan minta tolong. Yang penting aku dak mintak.

Ada rasa tidak enak juga kalau aku tahu solusinya eh malah dia minta bantu orang lain yang lebih tidak tahu. Jadi selagi bisa dibantu kenapa tidak. Asalkan tidak lebih dari wewenang dan tanggungjawab pekerjaanku.

Yang minta dibantu juga harusnya sadarlah diri. Jangan minta dibantu melebebihi wewenang dan tanggungjawab orang yang diminta bantuan. Apalagi jika waktunya mepet, salahkan diri sendiri. Janganlah pula maksa-maksa, mengiming-imingi hadiah yang cenderung akan terkesan melecehkan. Nanti giliran ditanya mau bayar berapa? Dan dibilang kurang malah giliran terhina dan berkecil hati.

Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Pelecehan di tengah malam"

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ