Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengalaman Belajar Gitar

Hai gaes selamat datang di blog CertitaK. Blognya saya Deka Firhansyah. Kali ini saya mau membagikan cerita seputar Pengalaman Belajar Gitar.

https://dekafirhansyah94.blogspot.com/2020/11/pengalaman-belajar-gitar.html

Pengalaman Belajar Gitar

Minggu, 15 November 2020, usai Maghrib saya menerima kiriman paket dari JNE berupa Gitar Cowboy GWC 235 NA. Gitar itu adalah kepunyaan saudara kembar saya Deki Firmansyah yang baru ia beli dan kirimkan ke rumah. Harganya Rp. 1.030.000,- full set acsesoris.

Seminggu terakhir ini saya memainkan gitar tersebut. Jari-jari saya kembali merasa sakit seperti saat pertama kali belajar gitar.

Menurut beberapa video review yang saya tonton di Youtube, Senar bawaan Gitar Cowboy memang katanya agak menyakitkan. Setelah dibuktikan sendiri memang saya akui demikian. Jari-jari saya terasa sakit, seperti saat pertama kali belajar main gitar.

Pengalaman Pertama Kali Belajar Main Gitar

Teringat masa SMP kelas 8 saat pertama kali berkenalan dengan alat musik bernama Gitar.

Kala itu kami tidak punya pilihan selain bertaka 'Ya' saat ayah membelikan gitar pertama bermerek shensen.

Jika itu keinginan ayah, maka kami tidak punya pilihan selain mempelajarinya.

Seminggu pertama adalah bagian paling menyakitkan. Kulit Jari-jari kami terkelupas sampai berair. Kata ayah proses belajar gitar memang seperti itu. Jari terasa sakit. Sampai konon katanya bisa berdarah dan bernanah. Lebay.

Ayah kami sebenarnya juga tidak bisa dikatakan bisa main gitar. Ngakorke gitar lagi dak pacak. Jadi wajar jika proses kami belajar gitar agak lama.

Kami pertama kali belajar gitar berbekal buku panduan belajar gitar yang dijual ayah. Kami mulai belajar main gitar dari hal yang paling dasar yaitu 'Cara menyetem atau mengakorkan gitar'.

Beruntung saat kelas 8 SMP kami satu kelas dengan Master Gitar SMPN 1 Banyuasin III, namanya Bayu Andika. Jadi kami mulai belajar gitar dengan membiasakan diri mendengarkan bunyi masing-masing kunci gitar/ chort yang benar. Tentu juga sesekali melihat bagaimana bentuk masing-masing chort yang dia mainkan. Sampai rumah kami praktekkan sambil berpedoman pada buku kunci gitar.

Kami memang agak malu bertanya. Kami lebih suka belajar dan mempraktekkanya sendiri. Begitulah cara kami belajar.

Tiba-tiba bulan ke 3 atau sampai ke 6 (lupa) kami sudah bisa menyetem gitar sendiri ( walau belum standar). Kunci/ chort dasar C, D, E, F, G, A, B, sudah bisa kami mainkan walaupun tentunya belum sempurna.

Zaman itu belum ada aplikasi buat stem gitar hp android. Hape pun kami belum punya. Apa itu pream belum tahu. 

Pokoknya patokan akor atau tidaknya gitar yang kami mainkan ada di felling saat mendengarkan perbandingan bunyi permainan gitar dari Bayu saat di sekolah dan bunyi kunci gitar saat kami mainkan.

Saat Kelas 9 SMP barulah saya berani mengungkap kenyataan bahwa saya bisa main Gitar. Ceritanya Waktu itu guru kesenian kami menjanjikan nilai diatas 9 bagi siswa/siswi yang bisa main gitar. Jika tidak bisa maka tentunya tidak akan daoat nilai segitu. Oleh karenanya saya terpaksa harus percaya diri bahwa saya juga bisa main gitar. Walau skill waktu itu masih seadanya. Bercanda.... Sampai sekarang pun masih skill saya dalam memainkan gitar masih seadanya.

Saat sekolah di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III saya kembali mengungkap bahwa saya bisa main gitar. Di SMA Plus, khususnya di angkatan saya memang tidak banyak teman kami yang bisa main gitar.

Ceritanya di Kelas Xc saya harus mempedekan diri untuk main gitar. Karena tidak punya kelompok saat pelajaran kesenian. Dikelas kami cuman ada 2 Siswa yang jago main gitar. Keduanya Angga Wardana dan Satria Wahyu Pratama.

Tentu mereka menjadi rebutan teman-teman sekelas untuk satu kelompok dengan mereka. Dan tidak ada dari mereka yang mengajak kami bergabung.

Jadi kami membentuk kelompok sendiri berangotakan empat orang termasuk saya dan Deki. Untuk pertama kalinya saya memberanikan diri tampil main gitar. Lagi-lagi walaupun dengan skill seadanya.

Itulah sedikit cerita Pengalaman Belajar Gitar yang pernah saya alami dan kembali saya alami baru-baru ini. Setidaknya kalau ketemu gitar nganggur bisa kusetem dan mainkan๐Ÿ˜


Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Pengalaman Belajar Gitar"

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ