Memperingati Hari Lahir Pancasila, jadi teringat momen Tidak Hafal Pancasila?
Hari ini 1 Juni adalah hari libur nasional dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila. Saya jadi kembali teringat sebuah momen memalukan yang pernah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Hari dimana saya 'terciduk' tidak hafal Pancasila.
![]() |
Sumber Gambar Garuda Pancasila: https://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2015/01/arti-lambang-pancasila.html?m=1 |
Hari itu teman-teman sekelas XII IPS 1 kompak berkata 'Hahhh!!!' seolah terkejut mendengar apa yang saya ucapkan saat diminta guru PKN kami untuk menyebutkan Pancasila dimuka kelas.
Seolah tidak sadar, saya heran mendengar teman-teman terkejut. Beberapa saat kemudian saya baru menyadari bahwa saya telah salah menyebutkan bunyi urutan Pancasila.
Tidak ada ejekan dari teman-teman di momen itu, mereka hanya terkejut dan bertanya-tanya sesama mereka. Setelah kelas usai pun, tidak ada komentar dari teman-teman terkait kasus itu.
Teman-teman sekelas saya memang segan untuk berkomentar tentang saya atau Deki. Namun tetap saja momen tersebut sangat berkesan dalam ingatan saya. Saya tidak hafal Pancasila dan hal itu terungkap di kelas depan guru PKN dan di dengar oleh teman-teman kelas saya.
Seorang Deka Firhansyah ternyata bisa tidak hafal Pancasila. Mungkin teman-teman juga berpikir begitu, Deka/Deki bisa tidak hafal Pancasila.
Teman-teman sekelas saya memang segan untuk berkomentar tentang saya atau Deki. Namun tetap saja momen tersebut sangat berkesan dalam ingatan saya. Saya tidak hafal Pancasila dan hal itu terungkap di kelas depan guru PKN dan di dengar oleh teman-teman kelas saya.
Seorang Deka Firhansyah ternyata bisa tidak hafal Pancasila. Mungkin teman-teman juga berpikir begitu, Deka/Deki bisa tidak hafal Pancasila.
Rasanya saya ingin tertawa saat ingat momen itu. Tertawa mengingat itu adalah momen memalukan yang pernah saya lakukan. Bagaimana mungkin hal seperti demikian bisa terjadi.
Sampai hari ini pun saya masih keheranan mengapa kok bisa saya tidak hafal Pancasila? apalagi kok bisa momen lupa itu terjadi di saat diminta guru untuk menyebutkannya.
Untungnya momen itu tidak membuat saya jatuh. Justru sebaliknya darisitu saya berusaha belajar lebih banyak untuk membuktikan diri dihadapan pak guru itu. Dan sepertinya berhasil. Di hari gladi kotor untuk acara perpisahan pak guru PKN kami itu berkata 'yakin bae pak dengan kamu berdua' menyoal tentang tujuan kami ke Universitas Sriwijaya.
Entahlah... Satu yang paling pasti, momen tidak hafal Pancasila itu masih menghantui pikiran saya sampai hari ini.
Entahlah... Satu yang paling pasti, momen tidak hafal Pancasila itu masih menghantui pikiran saya sampai hari ini.
Walaupun sejak hari itu juga saya berusaha untuk siap sedia saat ditanya tentang Pancasila. Minimal saya berlatih untuk menghadapi pertanyaan mendadak. Jangan buru-buru langsung jawab, tenangkan pikiran dahulu, kesampingkan dulu sesuatu yang sedang dipikirkan sebelum pertanyaan itu mendadak datang.
Terlepas dari semua itu, tetap saja ada fakta yang tidak bisa dirubah dan menjadi sejarah dalam perjalanan hidup saya. Sebuah kenyataan bahwa saya pernah ketangkap basah tidak hafal Pancasila.
Benar kata pepatah karena nila setitik rusak susu sebelanga.
Terlepas dari semua itu, tetap saja ada fakta yang tidak bisa dirubah dan menjadi sejarah dalam perjalanan hidup saya. Sebuah kenyataan bahwa saya pernah ketangkap basah tidak hafal Pancasila.
Benar kata pepatah karena nila setitik rusak susu sebelanga.
Bagaimana pengalamanmu terkait Pancasila?
Posting Komentar untuk "Memperingati Hari Lahir Pancasila, jadi teringat momen Tidak Hafal Pancasila?"
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, silakan berkomentar ya 😊