Kondangan Lagi, kali ini ke Nikahan Kiki, kawan SD kami dulu

Jujur saja, saya baru ingat kalau nama lengkap teman kami ini Riski Yani. Setelah bertahun-tahun baru ingat nama lengkapnya itu.

Kami dulu memang tidak akrab. Bahkan mungkin hampir tidak pernah saling tegur sapa selama SD.

Saya dan juga Deki memang tidak berteman dengan Cewek. Cewek-cewek yang pernah sekelas kami hanya rekan profesional dan bukan bagian dari kawan. Dulu kami mah gitu😁.

Baru saat sampai kelas XI SMA kami mengakui bahwa rekan-rekan satu sekolah kami yang berjenis kelamin perempuan adalah juga kawan atau teman.

Termasuk Riski atau dulu saat SD teman-teman memanggilnya Kiki.

Padahal rumah kita terbilang dekat alias tetanggaan. Setiap kali berangkat sekolah rumahnya Kiki pasti terlihat dari jalan setapak yang kami lewati.

Sering sekali kami ketemu di jalan, tapi seperti biasa tidak saling tegur. Ditambah lagi dengan karakter kita bertiga yang sama-sama pendiam.

Selama SD, nyaris tidak ada komunikasi diantara kami bertiga. Padahal satu kelas bertahun-tahun. Aneh ya...hehehe.

Singkat cerita, saya tidak ingat lagi apakah kita satu sekolah saat SMP ataukah tidak? Yang jelas kita tidak satu sekolah saat SMA.

Pertemuan kembali

Sebuah reuni dadakan mempertemukan kami kembali. Reuni SD 3 lulusan 2006, yang diadakan secara dadakan.

Seingat saya reuni itu petama kali terjadi saat moment lebaran tahun 2016.

Dari situ undangan pun datang beberapa hari yang lalu. Tak tanggung-tanggung ada tiga undangan dari keluarga si Kiki.

Satu undangan bertuliskan untuk kami Deka & Deki datang ke rumah lebih dulu sekitar 1/2 minggu sebelum acara. Kemudian Dua undangan lagi datang berbarengan untuk masing-masing orang tua kami.

Tapi bukan itu yang membuat kami ingin Kondangan hari ini. Entahlah apa, intinya tiba-tiba saja, mager (malas gerak) hilang, langsung mandi, nyetrika, ganti pakaian dan gas kami berangkat Kondangan.

Pengalaman di hari  H undangan apalagi H-1 jam sebelum jam makan siang (pukul 12.00) sangat menentukan.

Padahal pagi ini kami ada rencana untuk menghadiri pernikahan kawan kami di Palembang.

Kawan kami yang pestanya di Palembang itu juga sudah kenal dari jaman SD. Walaupun tidak satu sekolah waktu itu.

Kita baru satu kelas saat kelas IX SMP sampai tamat SMA. Tapi apalah artinya rencana, takdir berkata lain. Kami Malah tidak jadi datang ke sana.

Dan malah, tiba-tiba kami berangkat ke tempat Kiki, tanpa rencana. Padahal tidak ada ajakan dari kawan-kawan yang lainnya. Kami tetap datang.

Mungkin ini tuah atau keberungan atau rejeki si Kiki karena kami bisa datang. Kebetulan namanya juga Riski alias artinya kelahirannya diikuti doa agar membawa rejeki.

Bisa jadi juga ini terjadi lantaran kami mendengarkan omongan nenek. Nenek pagi ini terus ngomongin soal pergi kondangan kesitu.

Demi persahabatan katanya. Dan juga masih tetangga. Yaudah, persiapan kilat pun kami lakukan dan gas berangkat.

Di lokasi, kami bertemu Ariansyah  teman kami juga dari saat masih SD. Tepatnya saat akan naik panggung untuk salaman dengan penganten.

Terjadilah foto-foto berikut ini adalah sebagai kenang-kenangan kami.