Momen Kuliah Perdana UNSRI 2012

Hai gaes selamat datang di blog CeritaK. Blognya saya Deka Firhansyah. Dalam postingan kali ini saya hanya ingin bercerita tentang momen yang terjadi hari ini dan pernah terjadi di tanggal yang sama.

Tadi liat tulisan teman soal momen saat kuliah perdana yang sudah lewat 7 tahun rupanya 😂. Hari itu terjadi pada Senin, 4 September 2012. Momen Kuliah Perdana UNSRI 2012.

Hari itu aku jadi satu-satunya Mahasiswa laki² yang duduk paling depan di barisan FISIP. Tidak ada laki-laki lain yang mau dan seorang teman mengajakku.

Dari acara itu dan hanya terpisah panggung dan podium, akhirnya untuk pertama kali aku melihat langsung dalam jarak dekat idola orang pintar saat itu, Bapak Anies Baswedan, PhD. Rektor Universitas Paramadina (salah satu kampus impian yang tidak terwujud).

Ironis sekali kalau ingat bahwa aku yang satu-satunya laki-laki di depan justru malah membiarkan wanita yang maju mewakili FISIP. Entahlah siapa namanya. Itu tidaklah penting.

Seingat ku waktu itu teman yang ada di sampingku berkata agar aku yang maju jadi perwakilan FISIP. Tapi aku urung maju lantaran masih ada yang mau maju.

Aku memang begitu, tidak ada Mahasiswa laki-laki yang mau duduk di depan maka aku tidak keberatan untuk jadi satu-satunya.

Namun jika ada yang mau maju mana mungkin aku akan menyerobot. Soalnya tawaran itu lebih dahulu datang padanya. Mungkin karena menurut panitia dia cantik dan fotogenik. Dan terpenting dia bersedia maju.

Sementara aku, tidak ganteng dan terlihat tidak meyakinkan jika memang belum kenal. Karena itu mungkin, sang panitia acara tidak langsung memberikan tawaran itu kepadaku. Bahkan walaupun aku satu-satunya laki-laki di depan gerbong FISIP.

Aku sendiri tidak masalah, meski teman disampiku kemudian berkata bahwa seharusnya aku. Ya, dia tampak memandangku seolah berkata "Cemen".

Silakan semua orang bebas untuk menilai aku orang seperti apa. Hal itu berkaitan dengan kepantasan dan kewibawaan yang terpancar lewat pandangan pertama.

Aku tidak perlu sampai memaksakan diri dengan berkata "biar aku yang maju". Dia lebih dahulu menyatakan bersedia dan aku tidak tertarik. Apalagi jika jika harus merebut kesempatan didepannya.

Aku merasa auraku tidak cukup meyakinkan dimata panitia untuk langsung menunjuk aku. Bahkan di saat aku satu-satunya laki-laki pun masih saja penawaran itu diberikan secara terbuka untuk lainnya.

Sebuah aura yang disebut Kharisma dan pemiliknya Kemudian disebut memiliki sifat Kharismatik.

Berkaitan dengan itu adalah kelayakan menjadi pemimpin. Pemimpin yang layak bukanlah orang yang menunjukkan dirinya layak untuk jadi pemimpin. Tapi karena dia layaklah orang-orang mengakuinya sebagai pemimpin.