Menolak Gaji Rp. 3.7 juta
Cerita ini saya dapatkan ketika hadir dalam seleksi karyawan Cemindo Gemilang kemarin.
Salah seorang teman yang sebelumnya telah bekerja secara kontrak, menolak melanjutkan kontrak baru lantaran gajinya turun jadi 3.7 juta.
Dia merasa keberatan atas turunnya nilai gaji di perusahaan tersebut setelah merasakan beban kerja yang terbilang beresiko.
Sudah capek-capek bekerja keras, setelah sukses menyelesaikan kontrak, malah disodorkan kontrak baru dengan salary yang berkurang.
Demikianlah salah satu dinamika nyata yang ada dalam dunia kerja. Ibarat pepatah, 'habis manis sampah dibuang'.
Perusahaan selaku pemberi lowongan kerja lebih banyak punya daya tawar ketimbang pencari kerja.
Jumlah angka pengangguran yang masih tinggi, membuat perusahaan bisa dengan seenaknya memberikan gaji murah. Jika tidak mau turun gaji yaudah. Masih banyak orang (kepepet) lain yang mau.
Ada pun Beberapa bulan yang lalu saya menyatakan mundur dari pekerjaan yang baru saja saya mulai.
Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kualitas yang mendekati sempurna, memaksa saya untuk berpikir keras.
Saya kemudian menyadari bahwa saya tidak berada dalam kualifikasi yang pas untuk pekerjaan itu.
Apalagi gaji yang ditawarkan ternyata tidak cukup menggembirakan. Saya merasa tidak punya motivasi untuk mencapai level terbaik lantaran gaji yang juga tidak bisa diharapkan.
Jika gaji sepadan atau setidaknya tidak dibawah UMR seperti yang ditawarkan mungkin saya masih mau mencoba.
Tapi saya tidak melihat adanya harapan bagi saya untuk berkembang positif di perusahaan itu.
Posting Komentar untuk "Menolak Gaji Rp. 3.7 juta"
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, silakan berkomentar ya 😊