Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bersekolah di SMA Plus "MAHAL", Autobiografi Deka Firhansyah Part 2

Saya dan saudara kembar saya selalu bersekolah di sekolah yang sama. Mulai dari TK sampai kuliah.

Masa Sekolah Dasar

Saya dan saudara kembar saya selalu bersekolah di sekolah yang sama sampai kuliah. Pasa masa pendidikan kanak-kanak kami bersekolah di TK Aisyah Bustanul Alfa.

Kemudian kami bersekolah dasar di SD Negeri 3 Pangkalan Balai dan lulus tahun 2006. Saat ini SD tersebut telah berubah nama menjadi SDN 14 Banyuasin III.

Saya lulus SD dengan prestasi peringkat kedua, sementara Deki peringkat keempat. Uniknya Deki jauh lebih difavoritkan di sekolah, tidak ada yang menduga saya yang akan menjadi juara dua, apalagi jika mengingat nama saya dipanggil Deka Firmansyah pada waktu itu.

Masa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jenjang SMP kami ikut seleksi dan lulus di SMP Negeri 1 Banyuasin III serta lulus tahun 2009. Saya jadi bagian dari 240 siswa yang diterima dari 500 peserta tes masuk SMP Negeri 1 Banyuasin III di tahun 2006.

Kelas 7 SMP saya lalui di dua kelas yang berbeda. Ceritanya waktu itu Deki dapat kelas 7A, sementara seharusnya saya kebagian kelas 7G. Seharusnya kami sudah terpisah di tahun pertama SMP.

Namun ajaibnya saya dan Deki masih bisa berada di kelas yang sama saat semester 1. Hal ini terjadi karena, ruangan kelas 7G belum dibangun pada waktu itu. Jadi untuk sementara saya dan 4 orang teman sekelas saya lainnya dititipkan di kelasnya Deki dkk.

Saya melalui semester pertama saya dengan menempati peringkat ke 7. Ini berdasarkan nilai yang telah diakumulasikan sesuai dengan kelas 7G.

Kemudian di Semester ke 2 saya akhirnya berpisah dengan Deki. Saya bergabung dengan teman-teman lainnya di kelas 7G.

Di Kelas 7G saya mendapatkan peluang besar untuk jadi juara kelas. Di hari pengumuman kenaikan kelas, teman-teman menyebut saya pantas jadi juara satu. "Deka tula pasti" kata teman saya. "Siape lagi kalau bukan Deka" kata teman sekelas saya lainnya.

Disebut atau dielu-elukan teman-teman seperti itu memang membuat saya jadi gede rasa alias GR. Saya mulai besar kepala dengan memuji dan berpikir tentang betapa pantasnya saya jadi juara 1 di dalam hati.

Waktu itu hasil kelas Deki sudah lebih dahulu diumumkan. Deki dapat peringkat ke dua dikelasnya 7A. Kelas yang sama dengan juara umum di sekolah saat itu, tahun pelajaran 2006/2007.

Tiba gilirannya kelas kami, nama juara satu dipanggil maju dan ternyata bukan saya. Nama juara dua dipanggil dan ternyata juga bukan nama saya. Juara 3? Saya mulai pasrah, dan merasa tidak penting lagi. Dan benar saja saya maju sebagai peringkat ke 3.

Untungnya saya masih kebagian posisi peringkat ketiga. Teman-teman mensuport saya dengan berkata yehhh!!!. Akhirnya saya maju meski dengan senyuman palsu yang aslinya kecut lantaran gagal jadi juara satu.

Apesnya itu adalah momentum pertama dan terakhir yang saya dapatkan di SMP untuk jadi juara satu. Saya tidak pernah punya momen lain yang lebih dekat dengan juara satu ketimbang waktu itu.

Masa Sekolah Menengah Atas

Pendidikan jenjang SMA kami tempuh di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III. Kami merasa beruntung bisa bersekolah di sekolah tersebut, karena  itu sebuah SMA unggulan di Kabupaten Banyuasin. Selain memang bagus, sekolah tersebut terkenal MAHAL.
Logo SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III

Ada harga ada kualitas

SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III terkenal sebagai penghasil murid berkualitas. Sesuai motonya pada waktu itu yakni disiplin, bermoral dan berprestasi.

Namun, selain terkenal bagus, SMA kami itu lebih terkenal dengan "MAHAL"nya karena itu dalam postingan ini saya tertarik kasih judul Bersekolah di SMA Plus "MAHAL".

Saya merasa beruntung lantaran masih bisa bersekolah di sekolah tersebut  meski memerlukan biaya yang mahal bagi perekonomian keluarga kami.

Ada cerita menarik ketika kami akan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas. Ekonomi keluarga kami saat itu sedang menurun.

Seperti siswa dari keluarga biasa pada umumnya, kami mengincar untuk bersekolah di SMA Negeri 1 Banyuasin III. Kebetulan seleksi masuk SMA Negeri 1 Banyuasin III tersebut dilakukan belakangan sehingga kami pikir apa salahnya untuk coba-coba ikut seleksi SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III yang punya status SMA Unggulan.

Sebagai sebuah SMA Unggulan tentunya ada keinginan dalam hati kami untuk bersekolah di SMA tersebut. Namun biaya yang relatif tinggi menjadikan niatan tersebut mengendap.

Harapan untuk bersekolah di SMA tersebut terbuka lebar ketika ayah kami mengizinkan kami untuk ikut seleksi sekaligus dijadikan bahan pertimbangan apakah sekolah tersebut memang mahal? Ataukah masih bisa di jangkau oleh keuangan keluarga kami.

Singkat cerita kami secara serius belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi UN SMP, seleksi SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III dan seleksi SMA Negeri 1 Banyuasin III.

Meskipun sebenarnya keinginan bersekolah di SMA Plus Negeri 2  Banyuasin III hanyalah sebuah angan-angan, tapi bukan berarti kami tidak belajar. Tidak ada alasan bagi kami untuk asal-asalan dalam mengikuti seleksi tersebut.

Kami, khususnya saya berniat untuk melakukan yang terbaik meski tetap belajar secara wajar tanpa memforsir diri terlalu berat. Tes SMA plus saya anggap try out sebelum menghadapi UN dan seleksi SMA Negeri 1 Banyuasin III. Dan hasilnya cukup meyakinkan.

Kami kaget 😲 ketika tiba hari pengumuman seleksi tes potensi akademik SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III. Kami mendapat peringkat ke 10 dan 11. 

Saya sendiri berada di peringkat ke 10 sementara saudara saya tepat satu peringkat di bawah saya yakni peringkat ke 11.
Kami kaget karena sebenarnya kami tidak punya target khusus atas hasil seleksi ini. Kami hanya tertarik untuk membuktikan bahwa meskipun kami berada dalam keluarga yang sederhana bahkan cenderung pas-pasan kami bisa bersaing otak dengan teman-teman yang berasal dari keluarga lebih mapan.

Hasil ini sungguh luar biasa bagi kami dan membuat saya merasa sangat senang bila bisa diberi kesempatan bersekolah di sekolah tersebut, tapi lagi-lagi itu hanyalah angan-angan yang nyaris mustahil mengingat biaya besar yang kemungkinan harus dikeluarkan.

Namun saya merasa lebih beruntung lagi karena Saya secara ajaib bisa jadi terbaik ke 3 di Jurusan IPS tahun Ajaran 2011/2012.

Perjalanan saya di SMA plus Negeri 2 Banyuasin III tidaklah mulus. Setelah berada di urutan 10 tes potensi akademik, saya langsung berada di urutan ke 21 kelas Xc semester 1. Di semester 2 saya bahkan kembali melorot ke urutan 23.

Dengan usaha belajar dan keputusan yg tepat saat memilih jurusan IPS, saya akhirnya kembali ke jalur juara. Kelas 11 semester 1 saya dapat peringkat 6 dengan nilai rata-rata 81. Semester 2 Saya mendapat peringkat 4 dengan nilai rata-rata 84,5.

Kemudian naik kelas 12 semester 1 saya kembali turun sampai peringkat 7. Peringkat 5, 6 dan 7 disebutkan bareng. Mungkin bedanya tipis. Saya kecewa tapi sekaligus senang, karena itu saya dapat dengan santai dan berhasil mendapat nilai rata-rata 85,5.

Tidak ada lagi angka 7, semuanya berganti angka 8 dan makin banyak angkan 9.


Masa Pendidikan Tinggi

Pada tahun 2012 tibalah waktunya kami untuk mengakhiri pendidika 12 tahun. Setelah tamat SMA kami langsung melanjutkan sekolah lagi ke jenjang S1 di Universitas Sriwijaya atau biasa disingkat UNSRI.

Deki lulus ke UNSRI lewat jalur SNMPTN undangan. Pada tahun itu jalur ini merupakan jalur masuk eksklusif hanya untuk beberapa siswa-siswi terbaik di sekolah (katanya).

Sementara itu saya masih harus berjuang lebih keras lagi dalam belajar lantaran harus mengikuti SNMPTN ujian tertulis. Ini terjadi karena tiba-tiba saja nama saya keluar dari daftar peserta SNMPTN undangan. Kisah ini juga saya tulis dalam postingan lain kali.

Di Universitas Sriwijaya saya mengambil Kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,  Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Sementara itu, saudara kembar saya Deki mengambil kuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen.

Deki Lulus dan diwisuda Agustus 2016. Jangan tanya kapan saya lulus ya? Saya menjalani ujian Komprehensif 6 Desember 2018, ikut Yudisium 18 Desember 2018 dan diwisuda 20 Februari 2019.
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Bersekolah di SMA Plus "MAHAL", Autobiografi Deka Firhansyah Part 2"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ