Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Biaya Pendidikan Pemupus Impian?

Cerita ini merupakan saduran dari status Facebook yang saya buat di tahun 2017. Judulnya "Biaya Pendidikan Pemupus Impian, Benarkah?". Itu adalah tahun dimana saya masih rajin menulis motivasi. Tujuannya untuk memberikan sedikit motivasi kepada adik-adik yang ingin sekolah lewat cerita saya hingga bisa kuliah di Universitas Sriwijaya. Selain itu, tulisan ini juga sekaligus untuk kembali memotivasi diri saya untuk lanjut menyusun Skripsi.

Berikut saduran ulang dari status Facebook saya tersebut.

>>>Biaya Pendidikan Pemupus Impian?<<<

Saat masih SD saya bercita-cita jadi seorang dokter, bukan karena tanteku seorang dokter, karena memang saat itu beliau belum jadi dokter. Saya ingin jadi dokter karena dulu setiap demam vonis dokter tidak jauh dari gejala tifus atau gejala DBD. Alangkah enak pikirku bila jadi dokter yang bisa menyembuhkan 2 penyakit tersebut.

Cita-cita untuk masuk kuliah di Unsri dan mengambil studi dokter pun sudah disusun sejak saat itu dengan pilihan lainnya adalah Arsitek dan Hukum. Tentu ini hanyalah minat seorang anak SD yang tidak pernah berpikir jauh tentang "mahalnya biaya pendidikan".

Perlahan namun pasti saya mulai berpikir biaya pendidikan dokter sangat mahal. Saya kemudian ingin  mencoba menempuh jalur prestasi untuk kemudian berharap memperoleh beasiswa bermodalkan nilai IPA di atas rata-rata.

Nahas. Saat tiba di jenjang SMA akhirnya saya sadar. Saya menghitung ulang dan membandingkan antara nilai IPA dan IPS dari SD-SMA semester 1. Nilai IPA saya ternyata kalah jauh dari nilai IPS meskipun saya sebenarnya tidak terlalu suka IPS. Andai saya dari dulu lebih serius mungkin Mungkin nilai IPS saya jauh jomplang meninggalkan nilai IPA.

Saya kemudian memilih Jurusan IPS. Dengan begitu impian jadi dokter pun sirna. Tapi biarlah, karena saya tidak akan mungkin bisa mengejar beasiswa pendidikan dokter nantinya.

Kembali kepada pertanyaan pertama Biaya Pendidikan Pemupus Impian, Benarkah? Saya jawab tidak karena bila kamu yakin kamu adalah yang terbaik, dan kamu yakin kamu mampu memperebutkan tempat yang terbaik, biaya pendidikan bukanlah pemupus impian. Justru biaya pendidikan yang mahal bisa  menjadi pelecut semangat untuk berusaha lebih dalam meraih impian. 

Masih ada jalur beasiswa untuk bisa terus belajar bahkan hingga jenjang S3. Apabila gagal di Indonesia, bisa ke luar Negri yang punya komitment lebih baik untuk dunia pendidikan. Semua itu memiliki satu syarat utama. Jadikanlah dirimu pantas untuk meraihnya.


#SelamatHariPendidikan
#dokterGagal
#OpiniDeka
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Biaya Pendidikan Pemupus Impian?"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ