Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mungkinkah Hanya saya yang tidak ikut merayakan Tahun baru?

Hai gaes selamat datang di blog CeritaK Blognya saya Deka Firhansyah. Hari ini sudah tanggal 2 Januari dan masih menyimpan tanda tanya bagi saya, Mungkinkah Hanya saya yang tidak ikut merayakan Tahun baru?.
Kemarin saya baru melihat story Instagram salah seorang teman saya. Beliau manggung di malam tahun baru 2019. Ada hal yang menarik sehingga saya kirim pesan kepadanya. Saya baru tahu kalau teman saya ini tampil menghibur dalam acara dzikir memperingati tahun baru 2019 yang diadakan Pemerintah Kabupaten Banyuasin.

Acaranya diadakan di alun-alun Kota Pangkalan Balai, Ibukota Kabupaten Banyuasin. Ya, itu adalah Kota di mana saya tinggal.

Saya yang orang Pangkalan Balai justru malah tidak tahu. Saya tidak tahu kalau ada teman saya yang manggung disana dan baru tahu kalau Teman saya itu manggung disana saat siang hari tanggal 1 Januari 2019. Yah, seperti biasanya saya tidak ikut acara perayaan tahun baru tersebut. Menonton pun tidak. Bahkan malam itu saya tidak buka Instagram dikarenakan takut habis kuota sebab sedang digunakan menonton film lewat sambungan Internet.

Saya dan keluarga memang tidak pernah merayakan Tahun baru. Apapun bentuknya, pesta ataukah dzikir tidak pernah kami lakukan. Hanya lewat begitu saja.

Yang berbeda jelang tahun baru

Buat kami malam tahun baru itu sama saja dengan malam-malam Lainnya. Yang beda justru hari terakhir di tahun sebelumnya.

1. Pasar Jadi Lebih Ramai

Kondisi pasar biasanya ramai saat jelang tahun baru. Setidaknya begitulah harapan kami. Dengan pasar yang lebih ramai maka mendatangkan peluang bagi kami selaku keluarga pedagang untuk memperoleh rejeki lebih. Begitulah harapan besar bagi kami yang menggantungkan hidup dengan berdagang.

Keinginan orang-orang untuk merayakan malam pergantian tahun baru hampir mendekati sama dengan suasana menjelang lebaran. Ramai. Ramai dengan pedagang jagung manis. Penjual ayam menyediakan stok lebih banyak. Tidak ketinggalan ikut serta kami menjual Lidi sate dengan stok lebih banyak. Momentum tahun baru membawa harapan besar untuk memperoleh rejeki lebih bagi pedagang.

Biasanya lelah akan menghantui disaat malam tahun baru. Jadi waktu di malam lebih baik dimanfaatkan untuk beristirahat. Keesokan harinya kami masih harus bangun pagi untuk lanjut berjualan.

Namun sayangnya harapan tinggal harapan. Tahun baru 2019 ini keluarga kami gagal panen. Lidi sate yang memang sudah tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya ternyata juga tidak habis. Pasar tetap sepi. Tidak terlalu berdampak besar bagi kami. Biasa saja. Mungkin bagi pedagang lainnya beda..

2. Ada banyak Film Bagus yang di putar di Stasiun TV 

Satu lagi yang beda di malam tahun baru. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Saat masih Sekolah saya hanya menghabiskan malam tahun baru dengan menonton TV. Banyak FiLm seru dapat ditonton gratis di stasiun TV. Dengan begitu kami banyak memilih menghabiskan malam tahun baru dengan begadang menonton film.

Belakangan saya sudah sangat jarang nonton TV. Jika ada film yang ingin ditonton saya lebih milih nonton saja di laptop. Jadi malam tahun baru sama seperti malam-malam lainnya. Tidur beristirahat seperti biasanya saja.

Mengapa Kami Tidak Merayakan Tahun Baru?

Setiap orang punya alasannya masing-masing untuk merayakan atau tidak merayakan datangnya malam pergantian tahun baru. Dan keluarga kami tergolong ke dalam keluarga yang tidak ikut merayakannya.

1. Lelah Berdagang

Seharian dari pagi sampai sore kami berjualan di pasar. Jadi tentunya malam tahun baru pun kami isi dengan beristirahat.

2. Lebih memilih nonton TV

Kalau sedang ingin begadang atau lagi susah tidur karena terganggu  d oleh suara petasan maka Menonton TV jadi pilihan. Karena memang di TV pun sudah banyak acara seru di malam tahun baru. Seperti film-film yang bagus. Cukup menghibur hingga ngantuk dan tidur.

3. Males keluar rumah 

Yah, ini sih sebenarnya alasan utama kami tidak merayakan tahun baru. Meski ada pusat-pusat acara peringatan tahun baru kami senantiasa memilih tidak keluar rumah karena malas. Yah pernah juga sih keluar jika ada bintang tamu artis terkenal yang datang ke Pangkalan Balai.

4. Keluarga kami memang tidak membudayakan perayaan tahun baru

Biasanya malam tahun baru pada keluarga yang berada diisi dengan acara kumpul-kumpul keluarga. Bakar jagung, Bakar ayam, dan bakar kembang api atau petasan. Budaya ini yang tidak kami budayakan. 

Selain itu, sadar ataukah tidak Budaya perayaan malam tahun baru adalah Budaya bangsa asing. Budaya pesta-pesta seperti ini amat dekat dengan budaya kaum Hedonisme.

Demikianlah. Kesimpulannya kami tidak merayakan tahun baru. Mungkinkah hanya saya yang tidak ikut merayakan Tahun baru? Bagaimana momen tahun baru Anda? Yuk tulis komentar kalian ya!!!

Salam hangat


Deka Firhansyah, S.IP

Posting Komentar untuk "Mungkinkah Hanya saya yang tidak ikut merayakan Tahun baru?"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ