Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Jejak Saya sebagai Seorang Publisher

Cara saya dalam menanggapi pertanyaan salah seorang teman. Sebelumnya pernyataan itu berasal dari pernyataan saya yang sesungguhnya bercanda. Namun mungkin teman saya ini sedikit tersinggung. "Dak Kreatif" itulah yang saya tuliskan sebagai tanggapan atas kekeliruannya (menurut saya teman saya itu keliru) yang telah mengcopy paste sebuah postingan ucapan selamat lebaran idul Fitri tahun 2018.

Memang benar sih, ucapan-ucapan selamat datangnya hari raya seperti itu sudah tidak jelas lagi siapa sumbernya yang pertama kali membuat. Jadi wajar saja menurut nya bebas untuk dicopy paste, saya juga setuju. Tapi kan ucapan-ucapan seperti itu ada banyak sekali bersiliweran di situs pencarian macam Google masak iya trus dicopy paste di grub yang sama. Kalau memang punya pendapat yang sama kan bisa dengan cara membalas singkat "sama-sama". Menurut ku dengan membalas "sama-sama" justru lebih kreatif.

Lantas apa pula maksudnya membandingkan "kekeliruannya" itu dengan postingan akun sosial media saya yang isinya repost dari berbagai sumber. Jelas bedalah, sebelum saya repost kan saya terlebih dahulu mencari-cari sumber konten-konten yang menarik untuk direpost, atau setidaknya mengusahakan sesuatu untuk membuat orang-orang secara sukarela mengajukan dirinya untuk direpost. Bukankah hal seperti itu juga bisa disebut proses kreatif?

Sampai disitu sebenarnya saya tidak kesal sama sekali. Yang teman saya katakan itu benar kok, akun Instagram yang saya kelola itu memang memposting hasil repost dari akun Instagram milik orang lain. Namun perasaan kesal ini muncul manakala mulai mengaitkan hal yang saya dan Deki lakukan adalah bermotifkan Uang.

Memang benar jika kita Konsisten dan serius dalam mengelola sosmed atau bahkan blog maka bisa menjadi salah satu sumber penghasilan yang utama. Munafik jika saya bilang bahwa kami tidak tertarik menghasilkan uang dari sesuatu yang kami sukai. Namun kita juga harus selalu ingat bahwa prosesnya tidak segampang itu. Pasti ada tahapan duka, duka dan duka yang harus dilalui sebelum bisa menghasilkan.

Kita tidak pernah benar-benar bisa tahu bahwa apa yang menurut kita menyenangkan itu bisa menjadi sumber penghasilan sampai sesuatu hasil berupa uang atau manfaat lainnya datang menghampiri dengan sendirinya. Yang terpenting dari sebuah usaha ya soal menikmati proses dalam mengelola dan mengembangkan usaha.

Pada tahapan awal dalam membangun karirnya para Publisher sepakat bahwa uang, hadiah atau apapun itu bentuknya adalah bonus atas kepuasan pada hasil karya yang dihasilkan. Penghargaan atas perjuangan tanpa kenal lelah. Bentuk pengakuan atas pengabdian dalam mengembangkan potensi atas sesuatu yang disukai dan diminati. Saya setuju. Agak lebay memang karena tentu kita sepakat ada harga yang harus ditebus untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas tinggi.




Menanggapi pertanyaan yang ditulis teman saya itu maka, beginilah tanggapan saya atas pernyataan teman saya itu selengkapnya...

Tula Channel YouTube kito dak maju² baru upload beberapa video la mikiri nyari duit, butuh minimal 1juta views baru biso kayo dari dari Adsense 1000 view blm tentu dapat 1 dolar kalu di Indonesia.

Blog aku dak bakal pernah keterimo Google Adsense kalau aku dak terus fokus nulis-nulis tanpa mikir duit. Kalu nak duit belajar nian investasi ikut pelatihan menulis, bikin tulisan yang biso diterimo media besak (kwan aku ado yang 500ribu/tulisan terbit).

Nyambil menulis di blog www.dekafirhansyah94.blogspot.com aku cubo-cubo bikin blog lain. Bikin blog yang ngebahas topik tertentu secara spesifik contoh: pariwisata, teknologi gadget (blog macam itu yang disukai Google). Cubo-cubo ikut kompetisi yang hadiahnyo domain, dan dapatlah modal JelajahSumatera.net.

Melabarkan sayap, mencoba mencari basis massa di sosmed. Membangun brand JelajahSumatera. Zaman sekarang yang hype yo Instagram, jadi Lahirlah akun akun Instagram @jelajahsumatera.

Sempat bingung akun Instagram @jelajahsumatera nak diisi apo. Nak sebenaran diisi tentang wisata-wisata yang kami lakuke dan kami alami di Balai nih dikit. Perjalanan wisata yang kami lakuke jugo dak banyak dan kebanyakan idak terdokumentasikan dengan baik.

Awal-awal akun Instagram @jelajahsumatera isinyo seputah tempat-tempat menarik di Balai dan difoto pake kamera Hape. Kemudian Deki mengambil alih dengan membuka layanan repost yang fokus pada lokasi-lokasi pariwisata di tanah Sumatera.

Secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi akun Instagram @jelajahsumatera terus bertambah banyak followersnyo.

Kenapa diam-diam?
Jawabannyo karena malu, nak ngasih tau kawan, tapi dak siap menerima resiko diejek atas aktivitas kami yang idak bermanfaat itu. Jadi, kami memilih fokus pada orang-orang yang idak saling kenal dan secara sukarela bersedia membantu mengangkat jumlah followers akun Instagram @jelajahsumatera.

Perlahan-lahan apa yang kami tekuni mulai mendapat pengakuan. Hasilnyo emang dak banyak tepatnyo baru sekali akun Instagram @jelajahsumatera tuh nerimo endors dibayar. Yang lain baru sebatas saling support dan terimakasih.

Kemudian aku nyubo lagi untuk mendaftar ke layanan periklanan Google Adsense pake blog JelajahSumatera.net dan StoryAboutGadget.blogspot.com. Alhamdulillah keterimo dak nyampe 1 minggu kemudian.

Baru berhasil keterimo Google Adsense setelah 5 tahun umur dari blog DekaFirhansyah94.blogspot.com. dan aku tidak akan pernah berhasil diterimo Google Adsense jika aku idak pernah memutuskan untuk lanjut Ngeblog di tahun 2016.

Idak bakal jugo tulisan aku biso menjeng di dikoran kalu idak pernah belajar dan berusaha mengalirkan apa yang aku pikirkan ke dalam tulisan yang aku posting di blog dan kemudian ku kirim ke koran. Terimakasih terkhusus @⁨Asep⁩ yang karena kau dulu pernah menunjukkan minat pada blog yang membuat aku kembali teringat kalau aku la lebih dulu Ngeblog.

Terimakasih kepada Allah SWT atas semua jalan cerita yang digariskan.

Taqoballahuminna waminkum, 
Minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin atas kesalahan aku ke kau baik yang disengaja maupun tidak disengaja, semoga Allah memberikan Hidayahnya kepada kita sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya,,, Aamiin๐Ÿ˜Š๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป 
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Jejak Saya sebagai Seorang Publisher"

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…
ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ