Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Hidup adalah Mencatat, Menulis yang ingin Ditulis, Mendokumentasikan yang ingin Dikomentasikan



Hai gaes mala hari ini Deka akan lanjut CeritaK. Pagi, 27 April 2018 pukul 9:36. Saya baru saja pulang dari perjalanan ke Inderalaya. Kampus Universites Sriwijaya. Sebuah perjalanan demi memperjuangkan masa depan, dengan mencoba mendapatkan gelar S.Ip. Sebuah perjalanan yang kembali saya mulai hari kemarin 26 April 2018.
Gedung Perkuliahan baru di Kampus FISIP UNSRI Inderalaya
Ada jarak 79Km antara kotaku di Pangkalan Balai dengan Kampus UNSRI di Indralaya, begitulah yang tertera pada layar aplikasi Google map. Sama juga seperti yang tercatat pada spedometer yang ada pada motor yang saya kendarai.
Map Jarak antara Kota Pangkalan Balai - Kota Inderalaya
Tidak banyak yang bisa terdokumentasikan lewat video ini. Hanya ada sepatah dua patah yang mungkin tidak akan ada manfaatnya. Jadi saya akan mencoba melengkapi dokumentasi ini dengan catatan-catatan yang bisa saya tuliskan.

Banyak hal, yang terjadi di sepanjang perjalanan ini. Jarak yang cukup jauh tentu menyisakan resiko bahaya yang mungkin akan terjadi. Kita tidak pernah bisa tahu musibah macam apa yang bisa terjadi di sepanjang perjalanan. Seperti kemarin, ketika saya akan pulang tiba-tiba bagian bawah motor saya menyenggol batu sehingga membuat dudukan per standar tengah motor saya bengkok. Tentu dengan begitu per standar tengah motor saya menjadi terlepas. Motor saya jadi tidak bisa jalan diarenakan standar tengah yang terbuka dan menyentuh aspal. Sial.

Hari sekitar pukul 15 lewat. Langit mulai gelap, tanda akan segera hujan. Mengetahui per standar tengah motor saya tidak bisa dipasang dengan segera, telah dicoba namun kembali terlepas. Saya tidak kehabisan akal. Untunglah di motor ada karet potongan dari ban dalam bekas yang biasa kami gunakan untuk mengikat barang. Saya kemudian mengikat standar tengah motor saya tersebut ke bagian motor agar bisa terangkat dan tidak lagi menyentuh tanah/aspal.

Selesai dengan urusan standar tengah. Kemudian saya berpikir, mungkin saja ini sebuah pertanda buruk. Kondisi saya juga telah lelah. Gerimis juga mulai datang, jatuh ke bumi. Terlalu beresiko bagi saya jika nekat meneruskan perjalanan pulang ke Kota Pangkalan Balai. Bisa sampai Kota Palembang pun rasanya sudah beruntung.

Berhenti dengan perdebatan panjang dalam otak. Saya kemudian memutuskan untuk menginap di kosan teman yang Alhamdulillah terbuka untuk saya bisa menginap. Biar besok pagi saja saya meneruskan perjalanan. Terimakasih Hisyam Khusnuzon. Oh ya saya juga ditraktir makan. Mulai dari tadi saat makan siang ditraktir teman kami Intan. Kemudian makan malam ditraktir Hisyam.

Paginya sekitar pukul 7 saya memutuskan langsung pulang. Kondisi jalan masih sama dari tahun ke tahun. Lubang dimana-mana. Saat saya berangkat pun juga sama. Begitu juga saat saya dalam perjalanan pulang. Belum ada bagian jalan mulus lebih sari 1km. Hampir semuanya ada kubangan lubang.

Pulang, saya pikir langit gelap karena masih pagi saja. Ternyata hujan mulai mengguyur badan. Cuma hujan gerimis kecil. Saya berhenti hanya untuk memakai jas hujan. Kondisi hujan yang tidak terlalu deras dan sepertinya akan awet membuat saya memutuskan untuk lanjut saja. Semoga saja nanti hujan reda atau berganti panas saat tiba di Kota Palembang.

Saya harus hati-hati di sepanjang perjalanan. Lubang dimana-mana dan tidak jelas terlihat karena ada banyak genangan air. Sadar resikonya, saya melajukan motir secara perlahan. Saya harus fokus agar tidak terjebak lubang. Ditambah kondisi jalan yang mungkin licin karena hujan, saya harus benar-benar ekstra hati-hati.

Tiba di Kota Palembang pun Hujan tidak kunjung berhenti. Jarak pandang mulai makin pendek karena di beberapa bagian dari perjalanan ini hujan malah deras. Saya tidak berhenti dan memilih terus melajukan motor secara hati-hati.

Akhirnya tiba di perbatasan antara Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin. Hujan masih juga mengguyur badan. Leher saya mulai pegal. Berkendara dalam hujan membuat saya tidak kuasa melajukan motor dengan kencang. Perasaan berkata sudah lama sekali saya duduk diatas motor.

Lanjut, kondisi jalan ke Kota Pangkalan Balai juga tidak mulus. Penuh dengan jebakan-jebakan berbahaya. Bahkan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan kondisi jalan ke Kota Inderalaya. Ada tanjakan juga turunan. Ada tikungan tajam yang tidak terlihat jelas ada atau tidak kendaraan lain yang muncul dari arah berlawanan. Hari masih juga hujan, menambah bahaya yang mungkin bakal terjadi apabila saya tidak hati-hati.

Sepanjang perjalanan ini saya selalu mencoba untuk sangat berhati-hati. Saya mendahukan pengedara lain yang ada di belakang bila saya rasa tidak terlalu aman untuk menyalip. Saya memilih berkendara santai secara santai saja, yang penting bisa tiba dirumah dengan selamat. Mau bagaimana lagi jarak Kota Pangkalan Balai ke Indralaya memang jauh.

Pukul 9:30, an saya tiba di rumah. Langsung berganti pakaian karena celana dan bagian lengan jaket saya basah. Sepatu dan kaus kaki yang saya pakai juga basah. Selesai berganti pakaian barulah saya mencoba membuat dokumentasi video tersebut. Sebuah video yang entahlah mungkin tidak ada manfaatnya sama sekali. Saya bahkan tidak mencantumkan gambaran kondisi  jalan yang berlubang sepanjang tahun tersebut.

Begitupun kata-kata bagus yang menurut saya mungkin cocok jika dijadikan moto yang akan saya cantumkan dalam skripsi saya. Sebuah kata-kata yang terpikirkan di sepanjang perjalanan. Sebuah rangkaian kata yang untungnya masih bisa saya ingat setelah lupa saya ucapkan dalam video tersebut.

"Hidup adalah mencatat, menulis yang ingin ditulis, mendokumentasikan yang ingin didokumentasikan". -Deka Firhansyah-

Dengan senang hati saya mencoba mencatat setiap perjalanan saya. Menelurkan pemikiran-pemikiran yang ada dalam otak menjadi tulisan-tulisan. Mencoba berbagi inspirasi lewat tulisan. Mencari kebermanfaatan bagi sesama manusia. Berbagi cara pandang yang mungkin saja akan berguna. Sambil mengabadikan kenangan yang ada.

Di balik sebuah dokumentasi pasti akan ada kenangan yang tercipta. Kenangan yang dimasa depan mungkin akan berguna. Minimal akan berguna untuk diri sendiri. Membantu mengingat aga tidak jadi kacang yang lupa kulitnya. Dan terutama untuk belajar dalam mengungkapkan seuatu.

Itulah arti catatan bagi saya.

Barulah malam hari ini saya bisa membuat catatan ini.

Tadinya dalam video tersebut saya ingin menceritakan tentang hal-hal apa saja yang terjadi di sepanjang perjalanan. Sebuah CeritaK yang mungkin ada unsur informasi disana. Namun, ternyata saya belum bisa se lepas itu di depan kamera.

Menjadi seorang Vlogger itu ternyata lebih sulit ketimbang menjadi blogger. Ada banyak kata-kata yang ingin disampaikan namun malah tidak bisa atau gagal tersampaikan. Bukan berarti menjadi blogger mudah. Tidak. Membuat cerita atau dokumentasi yang menarik untuk dilihat dan dibaca orang lain merupakan sebuah tantangan yang berat. Harus terjawab alasan mengapa orang-orang harus mampir dan berkunjung membaca atau melihat vlog atau blog yang kita.

Di situlah saya sadar bahwa apa yang saya tulis di blog dan apa yang saya sampaikan dalam vlog kebanyakan belum mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Tidak apa-apa. Jika memang tidak ada manfaatnya maka setidaknya apa yang saya buat bisa menjadi dokumentasi yang akan sangat menyenangkan bagi saya di kemudian hari nanti. Namun akan lebih baik lagi jika dikemudian hari hasil dokumentasi saya ini bisa bermanfaat bagi orang-orang. Tentu saya akan sangat senang.

Terimakasih.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buat interaksi dan mengenal Deka secara lebih personal mampir juga ke sini ya:
Website Deka: http://www.dekafirhansyah94.blogspot.com

Follow akun sosmed Deka di:
Facebook: http://facebook.com/deka.firhansyah
Instagram: http://instagram.com/dekafirhansyah94

Email:
firhansyahdeka@gmail.com
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Hidup adalah Mencatat, Menulis yang ingin Ditulis, Mendokumentasikan yang ingin Dikomentasikan"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ