Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Gerakan Mahasiwa Seharusnya Seperti Ini, Bisa Dimulai Sebelum Menjadi Mahasiswa dan bukan Hanya bisa Memberikan "Kartu Kuning"


Pagi ini saya terlibat obrolan facebook bersama teman kampus saya. Si empunya akun menerbitkan postingan sebuah foto terkait tindakan seorang Mahasiswa (Ketua Bem UI) membunyikan peluit dan memberikan kartu kuning kepada Presiden Jokowi. Kemudian saya tertarik masuk ke dalam kolom komentarnya karena sudah ada seorang teman lagi yang berkomentar. Kayaknya asik pikir saya dan beginilah tanggapan saya.

Mulailah dengan menyadarkan generasi calon penerus bangsa, calon mahasiswa khususnya yang berasal dari keluarga mampu untuk rela melepaskan peluang beasiswa bidikmisi kepada rekan-rekan sebayanya yang benar-benar membutuhkannya.

Jika melihat bagaimana penghidupan Mahasiswa yang tinggal di asrama Bidikmisi dan melihat betapa bagus dan mahalnya Gadget yang digunakan oleh beberapa mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi sungguh menyenangkan. Kadang hal itu membuat saya menyesal karena tidak melawan orang tua dan mengupayakan untuk mendapat beasiswa Bidikmisi seperti mereka.

beginilah tanggapan saya dalam status tersebut secara lebih lengkap.
.
Kupikir pikiran yang kutulis tahun lalu sudah sangat kejam judulnyo "Yang Mampu Jangan Ambil Jatah yang Kurang Mampu Ya!" yang ini ==>>
Ternyata baru-baru ini aku nemu tulisan yang lebih menusuk disini==>>http://www.agusjp.com/2016/07/jika-kamu-orang-kaya-jangan-mendaftar.html?m=1 dan ini ==>>
http://www.agusjp.com/2016/08/adakah-mahasiswa-bidikmisi-yang-kaya-ya.html?m=1. Hebatnya ternyata dio si penulis ini bidikmisi. Hebatlah kalau setiap orang kaya itu sadar kalau banyak yang lebih pantas, yakin Indonesia biso maju.
.
Pertanyaanya, apakah ada orang yang mengaku kaya kalau ada peluang gratis?

Setahu saya, jarang ada orang kaya yang mengaku kaya kalau ada peluang dapat gratis. Gak munafik juga, mereka sadar harta itu cuma titipan jadi paham betul bahwa harta itu bisa hilang kapan saja tanpa bisa diduga-duga. Karena itu jadi gak usah boros harta, kalau ada peluang dapat murah atau gratis ya dicoba-coba dulu saja, kalau dapat ya syukur kalau tidak dapat ya sudah "terpaksa" bayar.
.
Itu tugas mahasiwa jg buat menyadarkan calon mahasiswa, kalu emang duit ado utak ado yo ngalah dulu samo yang utak ado tapi duit kurang, jangan biso demo teriak "keadilan" tpi hak mereka diembat juga, adil itu dak harus sama rata, utak boleh jadi sama-sama encer tapi duitlah yg kadang jadi faktor penentu yang miskin jadi minder.
.
Mungkin takut kredit mobil wong tuonyo dak tebayar kalu bayar kuliah hahaha sementara mobil wong tuoku tejual buat kuliah, kadang aku nyesel dak nekat ambil bidikmisi tanpa restu tapi yo sudah itu keputusan wong tuoku dan itu keputusan paling keren menurut aku meski akhirnyo kami jadi agak melarat.
.
Aku beruntung masih ado hape yang biso dipake buat ngetik microsoft word, masih biso nulis-nulis menyebarkan inspirasi dan kadang kirim dan terbit di media massa.
.

Tapi aku tetap dak setuju tindakan mahasiswa "bengal" yang lagi viral tu, menurut caraku memandang persoalan gara-gara uwong macem dio tula Indonesia dak lebih baik dibanding masa jaya pak harto, dak semenakutkan jaman pak karno di mata dunia. Kemana aktivis 98 yg katanya membela nama Rakyat tu?
.
Begitulah gerakan mahasiwa yang seharusnya dilakukan mahasiswa sejak sebelum menjadi bagian dari Mahasiswa. Mulailah dengan tidak mengambil hak orang lain.

Jika aku mendapat beasiswa bidikmisi "mungkin sekarang aku sudah kaya. Bisa beli gadget merek ternama. Begitulah yang ada dalam khayalanku. Ya, hanya sebatas "mungkin" karena aku seorang yang takut pada karma. Mungkin justru keadaanku akan menjadi lebih buruk jika aku mendapat beasiswa itu. Mungkin karma akan langsung menimpaku dan justru kemungkinan ini yang lebih besar peluangnya bakal terjadi. Karena aku takut pada karma.

Ada banyak calon mahasiswa yang tidak ikut bidikmisi. Keadaan itu membuatku kembali punya peluang lewat "jalur tambahan". Tapi aku masih memilih mencoba memantapkan diri pada keputusan orang tua.

Intinya saya mengajak generasi muda calon mahasiswa untuk tidak mencoba mengambil hak orang lain. Hak calon mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin. Calon mahasiswa yang punya potensi akademik mumpuni namun terbatas dalam hal biaya.

jika gerakan ini berhasil saya yakin Indonesia bakal segera sukses menjadi Negara maju. Itu hanya soal waktu.
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Gerakan Mahasiwa Seharusnya Seperti Ini, Bisa Dimulai Sebelum Menjadi Mahasiswa dan bukan Hanya bisa Memberikan "Kartu Kuning""

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ