Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Dekati Pacar Orang

Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah rubrik atau kolom ZETIZEN yang ada di koran harian Sumatera Ekspres. Tepatnya terbit hari Kamis, 16 November 2017. Judul gagasan yang dibahas hari itu persis seperti yang ada di foto di atas "Dekati Pacar Orang". Jleb rasanya saya pernah mengalami situasi yang mirip-mirip, bedanya pacar orang yang mendekati saya. Begini ceritanya baca ya, hehehe.

Caption diatas merupakan status WhatsApp yang saya tulis hari jum'at, 17 November 2017.

Saya tertarik dengan Dia sejak pandangan pertama. Entah kenapa. Mungkin karena wajahnya yang terlihat teduh dengan hijabnya (real hijab=baju kurung). Astagfirullah, kenapa juga saya harus menerima godaan berat macam ini. Padahal saat saya bertemu dengannya saya sedang dekat dengan cewek lain yang sudah lama kenal. Rasanya memang beda.

Tidak, saya tidak pernah berkeinginan untuk dekat. Setidaknya awalnya begitu. Entahlah kemudian kami mulai dekat. Dia bilang nyaman sama saya dan saya juga begitu (jelaslah wong saya sudah tertarik sejak pandangan pertama). Ini seperti gayung bersambut bagi saya. Mendapat sinyal positif setan dikepala saya pun menyeringai gembira.

Patah hati.
Kemudian saya mengetahuinya. Ternyata dia sudah punya pacar yang dicintainya. Sial. Pikiran saya mulai tidak tenang. Saya bahkan tidak punya niat untuk menjadikannya sebagai pacar. Saya memang tidak menganut sistem pacaran. Kenapa Allah begitu kejam. Kenapa Allah menghadirkan Dia yang saya suka hanya untuk membuat saya terluka. Hidup ini tidak adil bagi saya. Orang-orang bisa bebas bersenda gurau bersama pasangannya yang saling suka sementara hatiku selalu bertepuk sebelah tangan. Kalut dan tidak tenang menyelimuti pikiran dan perasaan saya.

Saya Menjauh Dia Mendekat
Mungkin tulisan ini judulnya lebih cocok "Didekati Pacar Orang" tapi, kalau judulnya begitu maka prinsip saya tegas saya tidak akan mau untuk dekat apalagi di dekati. Jika kita didekati oleh orang yang sudah punya pacar maka jelas kita hanya akan jadi subjek yang terluka. Ceritanya akan berbeda jika kita memang sudah tertarik sejak awal tapi, kalau saya sudah tau sejak awal maka jelas saya tidak akan pernah merespon.

Saya mulai jaga jarak saat akhirnya saya mengetahuinya. Dia malu saat teman-teman lain membocorkannya. Wajahnya yang cantik memerah. Sungguh pria itu beruntung memilikinya. Terutama dia mungkin dia malu kepada saya. Hati saya yang berbunga-bunga seketika hancur. Saya mulai sedikit menjauh tapi saya sadari saya tidak bisa menolak kehadirannya. Biarlah kami berteman saja. Dia berkata tegas "Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita berjodoh". Setelah dia berkata demikian maka saya sadar bahwa saya tidak perlu membatasi pergaulan dengan dia toh, yang saya cari bukanlah pacar.

Kenapa Dia Mendekati Saya
Entahlah. Dia bilang nyaman sama saya. Mungkin karena saya cukup tampan. Paling tampan di kelompok kami (terlalu pede 😄). Tidak tahu pasti, yang jelas dia bilang Dia bilang Dia nyaman sama saya. Saya juga nyaman hingga kedekatan pun bisa terjadi.
Dia wanita pertama yang jalan berdua dengan saya mungkin inilah yang namanya firts date. Dia yang mengajak saya. Kami makan bersama kemudian nonton bioskop bersama. Semua itu pertama kalinya bagi saya. Dia menggoda saya "baru pertama ya kak" saya jadi malu.

Dan sekarang dia SAH menjadi istri pacarnya dulu.

Dia bukanlah satu-satunya
Saat saya mulai dekat dengannya saya juga telah lebih dahulu dekat dengan cewek lainnya. Sebut saja dirinya. Dirinya selalu membuat saya ragu. Apalah artinya saya baginya. Saya bingung. Saya ingin memberikan kesempatan kepadanya tapi dia bersikap tarik ulur. Saya sendiri sepertinya tidak terlalu tertarik dengannya. Saya memang menyukainya tapi rasanya tidak sesuka itu. Saya juga menyayanginya tapi rasanya tidak sesayang itu.

Sekarang Dirinya malah cuek saat saya mulai berusaha memperjuangkannya. Mungkin Dirinya risih dengan cara saya. Mungkin Dirinya menilai hadiah yang saya kasih pasti ada maunya. Intinya Dirinya menjauhi saya setelah hari itu, hari dimana saya bertekad menemaninya dan memberinya hadiah persahabatan, hadiah yang dirinya minta plus hadiah dari saya. Hari dimana saya ingin mulai memperjuangkan Dirinya. Sepertinya kesempatan untuk saya sudah habis. Ya sudahlah terserahlah. Saya tidak bisa dan tidak ingin bersikap lebih rendah hanya untuk seorang wanita yang saya sendiri masih ragu.


Itulah status saya yang menyusul selanjutnya. Selain dia dan dirinya jauh sebelumnya saya sudah punya seseorang yang saya idolakan. Sosok yang saya pasrahkan pada takdir. Meminjam yang pernah dia katakan "Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita berjodoh". Mungkin nanti saya akhirnya bertemu dengan sosok lain yang membuat saya berani melangkahkan kaki ke arahnya hanya untuk berkenalan. Ya, saya belum pernah say hai kemudian berkata "hai, boleh saya berkenalan nama saya deka, nama kamu siapa?...". Mungkin nanti 😊.


Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Dekati Pacar Orang "

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ