Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Menyayangimu Meski Tidak Bilang Sayang

Hai guys terima kasih sudah menjadi pembaca setia saya. Tulisan ini saya beri judul "Menyayangimu Meski Tidak Bilang Sayang". Ketika menulis ini saya agak terbawa perasaan alias BaPer.

Menyayangimu Meski Tidak Bilang Sayang begitulah yang sering dikatakan laki-laki tidak jelas yang tidak berani mengungkap perasaanya terhadap wanita yang disukainya. Atau bisa juga merupakan gambaran bahwa sang lelaki tersebut tidak punya komitmen. Hal ini akan berbeda bagi yang sudah sah sebagai pasangan, dengan adanya komitmen hidup bersama bersama maka kata sayang itu memang tidak lagi dibutuhkan. Komitmen telah menggugurkan kata sayang.

Tulisan kali ini saya batasi pada situasi dimana belum terjadi sebuah komitmen. Hanya sebatas "rasa sayang" tanpa "kata sayang". Inilah dia yang dapat saya tuliskan mari disimak...

Aku tidak tahu dari mana muncul rasa ini. Dulu sama sekali aku tidak tertarik pada Dirimu. Kamu tidak cantik meski temanku bilang bahwa kamu cantik. Bagiku Dirimu biasa saja. Tidak menarik justru menjijikkan dengan tampilan luarmu yang seperti itu.

Waktu berjalan. Dirimu mulai semakin bersinar. Kemudian aku akui kamu ternyata cukup cantik. Wajar temanku kemudian jadi tertarik. Ternyata aku yang bodoh karena tidak melihat potensimu. Dirimu memang cantik.

Kupikir tidak akan ada pria lain. Kupikir mana ada laki-laki yang akan tertarik kepada Dirimu. Kupikir hanya ada aku. Kupikir kau menunggu aku. Ternyata aku keliru. Yang sepertimu justru malah banyak di kerubungi semut-semut. Bagi semut-semut itu kau mungkin sangat manis nan menggoda. Mereka seolah berebut mencicipi manisnya dirimu. Aku yang bodoh karena tidak ikut ada disisimu. Atau hanya sekadar melindungimu.

Tampilan luarmu berubah-ubah sejak awal kita bertemu. Semakin sulit kutolak bahwa kamu memiliki daya tarik yang kuat. Dirimu memperlihatkan jelas padaku bahwa digandrungi gerombolan semut. Bahkan juga kemudian temanku itu ikut mengerubungimu. Seolah-olah mengundang aku untuk ikut berebut atau kehabisan. Sedikit mulai aku takut kehabisan. Aku yang bodoh menolak berebutan. Membiarkanmu bebas. Biarlah berjalan seperti itu.

Aku sabar dalam kepasrahan. Biarlah Dirimu bersama yang lain. Meski jauh disini rasanya sakit. Ada sedikit  kecemburuan yang tidak pantas. Menemani rasa sayang yang juga sedikit. Tidak bisa kutampik kau juga tidak sendiri disini. Kupikir Dirimu hanya akan menderita sakit bila bersamaku. Aku tidak tau seberapa pentingnya kamu bagiku. Aku tidak sebaik itu.

Hati ini seolah meminta Dirimu berusaha lebih keras membuat diri yang bodoh ini bergerak. Aku merasa harus punya alasan pasti untuk berjuang.
Kemudian aku tersadar kamu penting.  Aku juga menginginkan Dirimu. Sepertinya aku benar-benar menyayangimu. Seperti halnya jalan yang ditunjukkan oleh nafsu. Meski, sepertinya semua sudah terlambat. Setidaknya aku mengakui aku menyayangimu meski tanpa kata sayang.

Sepertinya Dirimu tahu itu. Aku menghormati sikapmu yang kemudian menjauhiku.
Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

1 komentar untuk "Menyayangimu Meski Tidak Bilang Sayang"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ