Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Layar Laptop Satu-satunya Yang Tersisa Pecah, sebuah drama Skripsi

Seperti biasanya. Tidak mau disalahkan padahal sudah jelas-jelas salah #LayarLaptopPecah.

Di rumah kami punya dua buah laptop, yang satu 10" (kecil) yang satunya lagi 14" (besar). Dua-duanya adalah seri lama. Dan dua-duanya tidak bisa dikatakan dalam kondisi prima. Laptop kecil akhirnya sudah benar-benar rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Layarnya mati total. Laptop yang besar masih bisa digunakan dengan baik asalkan punya keyboard eksternal yang dihubungkan via kabel USB. Saya kemudian membelikan keyboard kecil (tidak kecil-kecil amat) untuk dipakai di laptop besar tersebut.

Kemudian muncul masalah baru. Dengan keyboard tersebut laptop besar dapat berjalan agak normal. Sesekali keyboard internalnya kadang eror dan mengganggu. saya tidak tahu kombinasi untuk mematikan keyboard internal tersebut. Tapi bukan disitu masalahnya. Masalahnya adalah saudara saya orang yang sangat teledor. Sering sekali tidur tanpa mematikan laptop.

Petaka terjadi. Dia tertidur dengan laptop masih aktif + keyboard eksternal yang masih terpasang di atas keyboard internal. Keyboard eksternal tersebut ukurannya memang terbilang pas untuk di taruh diatas keyboard internalnya. Dan disinilah petaka dimulai. Kami tidur dengan nyenyaknya, tanpa sadar ketika bangun laptop sudah tertutup dengan rapat. Saya yang bangun tidur lebih dahulu kaget. Ternyata dibalik layar laptop yang tertutup terdapat keyboard eksternal tersebut. Wah,,, gawat semoga layarnya tidak pecah. Kemudian saya menghidupkan laptop dan saya hanya bisa memandang lemas. Layarnya pecah. Tidak lagi tampak gambar sama sekali. Di bagian laptop juga terdapat lecet khas hasil gesekan bagian bawah keyboard yang terbuat dari metal dengan bagian bodi laptop.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Dengan kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang rasanya alangkah sial jika harus keluar uang lagi untuk memperbaiki laptop. Oh sialnya, seolah Tuhan tidak tahu betapa sudah banyak sekali pos-pos pengeluaran yang saya tahan untuk menjaga uang tabungan tidak berkurang. Tuhan tidak adil, mengapa hanya saya yang terus-terusan lagi diuji. Ujian datang silih berganti. Rejeki sudah jauh berkurang dab sekarang malah laptop yang tidak bisa lagi digunakan. Rasanya dunia ini memang tidak adil.

Anehnya saya tidak begitu marah. Mungkin benar kata ustadz "Allah tidak akan menguji kita melebihi batas kemampuan kita". Saya tidak parah pada yang salah. Saya justru lebih peduli dan protes soal banyak kuota saya yang banyak berkurang tapi bukan saya yang pakai. Benar saja bukankah saya menyimpan uang untuk hal-hal yang mungkin tidak terduga. Dan hari ini hal tidak terduga itu terjadi. Saya tidak marah. Dan tawakal menerima cobaan yang ada. Sebagai bentuk bahwa saya menerima ujian kesabaran ini saya malah masih sempat posting tulisan yang judulnya "Jika Tidak ada Facebook dan Google".

Saya sudah lelah mengeluh karena rasanya sudah terlalu banyak cobaan yang bertubi-tubi menghampiri. Jadi yang perlu saya lakukan hanyalah Hadapi, Hayati, dan Nikmati. Musibah ini masihlah cobaan yang kecil bagi saya. Saya masih beruntung karena masih punya Laptop. Sementara orang lain banyak yang tidak mampu beli laptop. Bahkan tidak mampu ke warnet. Saya masih lebih mampu dari mereka (baca juga: Yang Mampu Jangan Ambil Jatah Yang Kurang Mampu ya!!!). Toh sepertinya masih bisa diperbaiki.

Keep Spirit All..

Posting Komentar untuk "Layar Laptop Satu-satunya Yang Tersisa Pecah, sebuah drama Skripsi"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ