Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Dr. Sofran Nurozi, S. Pd, MM, Wafat Meninggalkan Kenangan Manis

Subuh Pagi tadi berharap salah dengar, ternyata tidak bapak Dr. Sofran Nurozi, S.Pd, MM memang telah berpulang.

Beliau adalah kepala sekolah saya ketika masih SMA. SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III pun berduka. Informasi meninggalnya bapak Dr. H. Sofran Nurozi, S. Pd, MM menyebar secara luas. Setelah membaca beberapa ucapan duka di grub Line IKNI akhirnya saya percaya bahwa kepala sekolah yang sangat kami hormati tersebut telah berpulang.

Berikut cuplikan informasi yang saya dapat dari Detiksumsel.com yang ramai dibagikan oleh sesama rekan alumni.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun, Telah meninggal dunia Dr. H. Sofran Nurozi, MM Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dikporapar) Kabupaten Banyuasin, Senin (17/8/2017) malam sekitar pukul 00.15 WIB di RSMH Palembang.

Mantan Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III ini meninggal karena komplikasi penyakit jantung dan sempat dirawat hampir dua minggu pasca acara halal bi halal hari raya idul fitri 1438 H di rumahnya Jl Bukit Indah Kelurahan Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin.
"Banyuasin kehilangan putra terbaiknya,"tulis Sirojudin di akun Fbnya.

"Semoga arwahnya diterima di sisi-Nya, diampuni semua dosa dan kesalahannya, serta ditabahkan keluarga yang ditinggalkannya. Aamiin,"kata pegawai Dikporapar Banyuasin ini.

Kepala Sekolah Aswani Efendi juga menyampaikan rasa duka. " Terima kasih sudah menjadi teman terbaikku, ya allah ampunilah dosa dosa sahabatku semoga amal ibadah mu di terima sisi allah swt karena hanya engkaulah yang pengampun lagi maha penyayang,"katanya sedih.

Plt Bupati Banyuasin SA Supriono juga menyampaikan rasa duka yang mendalam dan mendoakan semoga almarhum husnul hotima. "Dia sosok yang pekerja keras, baik dan ramah kepada semua orang,"kata mantan Inspektur Banyuasin ini.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Banyuasin H Askolani Jasi juga menyampaikan rasa duka atas meninggalnya kadis Dikporapar Banyuasin ini. " Atas nama pimpinan DPRD Banyuasin, pribadi dan keluarga saya mengucapkan turut berduka cita semoga beliau hushul Khotima dan keluarga di beri ketabahan,"katanya.

Jabatan yang pernah diduduki Dr H Sofran Nurozi diantaranya Kepala Sekolah pertama SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III, Kabid Dikdas di Dinas Pendidikan Banyuasin, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Direktur Akademi Komunitas Negeri Banyuasin, Asisten III Administrasi Umum Setda Pemkab Banyuasin dan Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda Olahragaa dan Pariwisata Banyuasin.
Ketua PGRI Banyuasin dan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Kabupaten Banyuasin (IKBA) dan Mantan Ketua KONI Banyuasin.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, riwayat pendidikan SMA Taman Siswa Palembang, Sarjana Pendidikan Unsri, Magister Menejemen pasca Sarjana Unanti dan Doktor Ilmu Ekonomi SDM di Persada UPI Jakarta.

Yup, begitulah yang tertulis dalam website tersebut. Beliau merupakan salah satu tokoh pemimpin berpengalaman di Banyuasin. Turut serta dalam membesarkan nama SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III. Bahkan orang-orang mulai mengelu-elukan namanya untuk maju dalam pemilihan Bupati Banyuasin 2018.

Saya sendiri secara pribadi tidak terlalu mengenal sosok pak Sofran. Begitulah kami (siswa SMA Plus) akrab menyapa beliau. Meski beliau sosok kepala sekolah yang ramah, tapi saya terlalu minder untuk mengakrabkan diri. Namun saya cukup mengenal istri beliau yang juga salah satu guru PKN saya dulu ketika masih SMP. Ibu Lenda Hasrini begitulah nama istri beliau. Istri beliau juga wali kelasnya Deki saat kelas 3 SMP. Kenangan saya bersama bu Lenda yang paling berkesan adalah saat saya melaporkan salah seorang teman yang ketahuan mencontek saat ulangan. Teman saya tersebut melaporkan saya balik tapi secara bijak beliau menanggapi. Beliau tahu persis saya tidak akan mencontek. Ibu Lenda seolah mengerti keinginan saya, sehingga saya tidak ragu berkata bahwa beliau guru Pkn terbaik menurut saya.

Satu-satunya kenangan manis saya dan pak Sofran adalah saat saya bersama tim saya mendapatkan piala Juara 2 Asah Terampil Panca Lomba V Kwarda Sumsel tahun 2011. Disitu momen spesial terjadi saat kami maju dalam upacara pengibaran bendera untuk menyerahkan tropy dan mendapat ucapan selamat dari kepala sekolah. Beliau memang ramah memberikan ucapan selamat. Saya sampai bingung dan hanya menyambut tangan beliau tanpa mencium tanganya seperti teman lain. Beliau hanya tersenyum melihat tingkah saya. Ada yang salah pikir saya tapi apa? Entahlah, saya hanya membalas senyumannya dengan tak kalah manisnya. Saat itu saya memang mendapat giliran pertama, sementara 2 teman satu tim saya membungkuk dan mencium tangan beliau. Ohh, disitu kesalahan saya. Tapi ya sudahlah, itu pengalaman pertama saya kembali ke sekolah dengan membawa piala.

Dan beliau telah berpulang. Agak menyesal saya dibuatnya. Belum pernah sekalipun saya bersilaturahim ke rumah mereka. Saat lebaran pun tidak. Saat ibu Lenda datang ke SMA kami untuk mendampingi pak Sofran pun kami tidak menghampiri beliau dan sungkem. Kami terlalu segan. Takut beliau tidak ingat dengan kami. Takut tidak mendapat sambutan yang hangat. Takut kehilangan topik pembicaraan. Beliau sosok tokoh yang berwibawa sehingga sangat gugup untuk singgah kerumahnya. Takut mungkin ada bayak pertanyaan dari beliau yang tidak bisa kami jawab.

Yah sudahlah, pak Sofran telah tiada. Dalam usia yang terbilang masih produktif. Karir beliau terus menanjak selepas menjadi kepala sekolah SMA Plus Negeri 2 banyuasin III. Tapi, kita memang tidak pernah tahu kapan ajal akan datang menjemput. Berita tentang sakitnya beliau memang sudah lama terdengar ditelinga. Sebagai putra banyuasin beliau sepertinya hanya berusaha melakukan yang terbaik bagi Banyuasin. Menerima berbagai tugas berat yang dibebankan kepadanya. Dengan banyak prestasi dalam kepemimpinan yang beliau torehkan, orang-orang menyebut seolah beliaulah salah satu tokoh yang akan maju dalam Pilkada Banyuasin 2018. Ternyata beliau telah lebih dahulu dipanggil oleh yang maha kuasa.

Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Sebagai murid saya tentu Berharap beliau berumur lebih panjang hingga bisa duduk satu meja atau sebagai penasihat saat giliran saya membangun negeri. Sehingga beliau akan bangga memanggil saya sebagai murid, bukannya jadi murid yang merepotkan seperti ti mungkin contohnya mendekat cari peluang atau misalnya #PapaMintaSaham Ternyata beliau telah dipanggil yang maha kuasa tanpa sempat saya bersilaturahim ke rumahnya saat berlebaran.

Saya menyempatkan diri menuliskan ini di tengah kesibukan dalam menjalankan beberapa proyek serius. Tulisan sebagai bentuk pengingat bagi saya bahwa hari ini salah seorang guru yang telah menginspirasi saya telah wafat. Meski tidak akrab bukan berarti tidak peduli. Saya peduli. Hanya saja saya sadar posisi saya belum setara, sampai kemudian saya sadar beliau semakin jauh bahkan tidak akan berjumpa kembali.

Terima kasih Guruku.
Keep spirit..
Jangan menunda untuk bersilaturahim.

Posting Komentar untuk "Dr. Sofran Nurozi, S. Pd, MM, Wafat Meninggalkan Kenangan Manis"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ