Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#NulisRandom2017| Hari ke 23, Semangkuk Model di Bulan Puasa

Hari itu saya melihat seorang penjual model ikan dipasar sedang membawa semangkuk model ikan pesanan pelanggannya. Ya, hari itu masih waktunya berpuasa di bualan Ramadhan. Hari itu adalah tanggal 22 Juni 2017. Tulisan ini sendiri saya selesaikan tanggal 23 Juni 2017, pukul 1, 33 sembari menunggu waktunya sahur jelang ke berangkatan ke pasar teluk betung yang pernah saya ceritakan dalam tulisan ini Catatan Perjalanan Berdagang: Selalu ada Lubang

Saya jadi teringat momennya. Momen lama yang lucu sekaligus mengecewakan. Sebuah momen 2 tahun yang lalu. Saya ingat hari itu kalau tidak salah tanggal 19 Juni 2017. Seorang teman saya yang hari itu sedang tidak berpuasa, minta di temani membeli semangkok model ikan saat sedang berbelanja. Saya menemaninya ke tempat penjual model ikan langganan saya. Ya, saat itu memang lokasi kami sedang berada di wilayah tempat tinggal saya. Dia hanyalah seseorang yang datang ke daerah saya demi menjalani sebuah tugas.

Singkat cerita, kami tiba di tempat penjualan model ikan tersebut. Memang benar, penjual model ikan langganan saya belum buka. Hari itu memang masih awal bulan puasa sehingga beliau masih meliburkan diri. Biar teman saya tidak kecewa, saya pun mengajak membeli model ikan ke penjual di sebelahnya yang sudah buka. Saya pikir sama saja, karena mereka masih terbilang saudara. Saya pun memesankan satu porsi model ikan yang dibungkus plastik untuk kami bawa pulang dan dimakan dirumah tempat kami tinggal sementara.

Rencananya model ikan tersebut akan disantap teman saya tersebut di rumah tempat kami tinggal. Tapi saat asyik berbelanja, teman saya tersebut malah diserang masuk angin. Saya kemudian membawanya ke rumah pribadi orangtua saya yang lokasinya lebih dekat. Ternyata kualitas model ikan tersebut berbeda dari yang biasa saya makan. Berbeda juga dengan model ikan yang juga pernah teman saya tersebut makan saat pertama kali saya membawanya makan model ikan bersamanya di tempat penjual model langganan saya. Meski masih terbilang saudara, dan sama-sama berjualan model, ternyata kualitasnya beda jauh. Selain tidak enak, ikan yang yang digunakan ternyata telah busuk. Baunya begitu menyengat. Terutama bagi teman saya tersebut yang hari itu sedang menjalani hari pertama halangan. Sedang hari jahat atau jelek kata orang.

Saya sebenarnya sudah tahu bahwa hari itu teman saya tersebut sedang tidak begitu sehat. Malah cenderung agak sakit. Tapi teman saya tersebut malah memilih tetap ikut saya ke pasar untuk berbelanja seperti biasanya. Mungkin teman saya tersebut tidak mau merepotkan teman lain untuk berbelanja. Apalagi ternyata teman saya tersebut kepingin dibelikan model ikan langganan saya yang menjadi kesukaannya. Teman saya tersebut memang sangat menikmati suasana berbelanja. Ya, sudah konsekwensinya saya harus siap repot. Awal kami berangkat seolah biasa saja. Dan cenderung aman-aman saja. Ternyata benar saja, teman saya tersebut masuk angin.

Saya tidak paham apa hubungannya. Yang pasti hari itu teman saya tersebut kepingin makan model ikan langganan saya yang menurutnya enak. Kemudian masuk angin dan penciumannya jadi lebih peka sehingga semangkuk model ikan busuk tersebut kami buang begitu saja. Apes, sial bagi teman saya tersebut karena tidak bisa terpenuhi keinginannya. Saya juga jadi tidak enak hati, karena telah merekomendasikan penjual model tersebut. Seharusnya saya pindah membeli model ikan ke tempat penjual lain yang menurut saya juga tidak kalah enak dari tempat penjual model langganan saya.

Teman saya tersebut terlanjur kecewa atas semangkuk model ikan busuk yang kami beli tersebut. Hilang sudah nafsu makannya. Ditambah masuk angin pula. Hahaha maaf ya teman, itu jadi hari paling mengecewakan yang patut saya ingat juga. Agak Lucu dan berakhir mengecewakan.

Posting Komentar untuk "#NulisRandom2017| Hari ke 23, Semangkuk Model di Bulan Puasa"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ