Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Wisuda Teman Kita Mulyati + Curcol

Hari itu tanggal 16 Februari 2017. Hari yang ditunggu-tunggu oleh salah satu sobat "KITA" yakni Mulyati atau yng biasa kami sapa mak Mul.

Saya bingung dari mana untuk memulai tulisan ini. Inilah sebab utama mengapa tulisan ini terlambat terbit. Butuh waktu satu minggu setelah wisuda Mulyati baru tulisan ini lanjut ke draf 2 (paragraf 2 dst.) tapi saya akan terus berjuang menyelesaikannya.

Mari kita mulai dengan perkenalan. Nama lengkapnya Mulyati. Gadis berkulit hitam manis kelahiran Desa karang Endah, kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1993. Tentunya data ini saya peroleh dari website unsri dan juga facebook. Yup, mulyati lebih tua hampir setahun dari saya.

Hubungan kami sangat jauh dari kata dekat atau akrab. Keakraban yang terjadi menurut saya lebih kepada keadaan yang "terpaksa" membuat kami harus jadi lebih akrab. Kami sama-sama kuliah di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sriwijaya (Unsri). Terlebih kami tergabung dalam satu grub pertemanan"KITA". Terlebih-lebih lagi sebuah organisasi di kampus menempatkan kami untuk saling bekerja sama.

Begitulah cerita tentang pertemanan saya dengan Mak Mul atau saudari Mulyati.

Hari itu saya masih harus bimbingan di kampus bukit. Meski saya tahu bahwa hari itu salah satu teman "KITA" akan diwisuda, di kampus Utama Unsri di Kota Indralaya(layo) Kabupaten Ogan Ilir. Itu salah satu pilihan sulit. Saya bertaruh bahwa waktunya masih sempat. Meski jarak kampus bukit-Layo +- 32 KM. Salah satu teman "KITA" memberi komentar pedas. Membuat mata saya yang minus >3,5 jadi ikutan panas. "Kau dak dateng Wisuda Mulyati" begitulah katanya.

Begitulah, saya berpikir keras. Biasanya saya selesai bimbingan sekitar pukul 11:00 itu artinya saya pastikan masih sempat. Jarak 2 kampus bukit-layo hanya +-32 KM bila saya gas pol rata-rata +-60 KM/jam kurang dari setengah jam saya sudah nyampe kampus layo. Ngapain saya harus menunggu dari pagi, sementara pagi saya masih harus bimbingan di kampus bukit. Saya hanya mencoba memanfaatkan waktu se efektif dan efisien mungkin.

Rencana sepertinya agak sedikit meleset. Lewat pukul 11:00 saya baru selesai bimbingan. Belum lagi dosen pembimbing kesayangan nitip minta dibelikan martabak telur. Untungnya lokasi berjualan martabak telurnya masih berada ki kawasan dalam kampus. Saya agak cemas. Selagi martabak digoreng saya selalu melihat jam di smarphone kesayangan saya. Mungkin saya akan kalah taruhan.

Selesai dengan urusan martabak saya langsung OTW layo. Oh ya, awalnya saya rombongan bertiga mengendarai 2 motor. Kemudian kami terpisah. Saya memilih di depan karena harus mengisi bahan bakar. Ternyata teman saya tidak mengikuti saya, dan tiba-tiba hilang dari pengamatan kaca spion saya.

Saya melanjutkan perjalanan seorang diri. Sudah biasa sendiri. Malah lebih enak karena tidak perlu menunggu. Saya mengisi bahan bakar premium di ujung jembatan. Untung agak sepi dan masih buka belum istirahat. Selesai, saya lanjut OTW ke layo. Semoga tidak hujan dan masih sempat.

Tiba di layo saya langsung menghubungkan smartphone saya ke wifi. Menghubungi grub tanya posisi. Ternyata yang pertama jawab juga bertanya. Heran padahal dari pagi buta sudah di kampus layo. Saya dan teman alumni keliling mencari dia yang tadi bales. Dia sudah tidak ada disitu. Setelah capek keliling saya kembali ke posisi semula kembali mencari sinyal wifi. Dapat. Dan akhirnya ketemu posisi teman yg diwisuda. Terlambat. Mulyati hampir pulang. Sesi foto sudah selesai. Kemudian teman menyuruh foto berdua. Jadilah foto berdua yang hari itu saya posting di instagram. Sebenarnya kami berpose foto bertiga. Tapi oleh yang mengambil foto sengaja yang satunya tidak dimasukkan. Mungkin karena bukan bagian dari "KITA".

Sebenarnya saya juga ingin mencari teman-teman yang lain, tapi sepertinya sudah terlalu siang. Selain Mak Mul, saya hanya ketemu seorang teman tapi sesi foto sepertinya telah usai. Sambil keliling saya juga cari seorang teman kelompok waktu saya KKN. Tapi juga tidak terlihat, mungkin sudah pulang.

Maaf atas tulisan yang terbilang prematur ini, saya memang secara keseluruhan tidak memiliki rasa sayang terhadap keluarga "KITA" yang ada hanyalah rasa peduli terhadap "KITA" itupun hanya sedikit "peduli". Terutama teman-teman yang entah mengapa kita sebut koplak Asep, Hisyam, Hadi, Uri, Riyus, Mantep (begitulah seingatku nama-nama itu mulai kuingat) saya sangat peduli dengan kalian. Meski mungkin kalian tidak pernah benar-benar peduli dengan saya. Sampai saat ini pun saya masih berusaha untuk lebih peduli.

Dari nama-nama itu masing-masing pernah membuat kekecewaan, terutama hisyam yang entah selalu sulit dihubungi namun tiba-tiba aktif di sosial media tanpa ada memberi balasan. Kecewa. Jelas. Sangat kecewa. Tapi tentu saya pun pernah membuat kecewa. Saya selalu berusaha untu memberi respon cepat. Meski. Terkadang egoisme saya meledak-ledak. Jujur saat itulah saya menunjukkan sifat asli saya. Harap maklum. Itu artinya saya sedang teramat kesal.

Jika saya bisa saya tidak ingin atau tidak akan pernah meninggalkan teman-teman saya. Saya sangat peduli terhadap teman. Saya bahkan rela urusan pribadi saya jadi agak terhambat demi orang-orang yang saya kasih label "teman". Tapi pada akhirnya saya sadar bahwa saya juga harus membuat pilihan untuk melakukannya seorang diri.

Saya akhirnya sadar. Teman tidak akan mungkin selalu ada untuk saya. Teman juga punya kesibukan masing-masing. Teman juga punya teman-teman masing-masing. Teman juga punya pasangan masing-masing. Teman juga punya cerita masing-masing. Resiko saya yang tidak punya the "Real" teman harus berjuang sendiri. Daftar sendiri, posting sendiri, promosi sendiri, bales comen sendiri, urus ini-itu sendiri tapi tetap haru rela berbagi. Karena saya sadar hidup akan lebih indah bila berbagi. Kata teman saya dulu "idak rugi kan ngajari kami, malah jadi tambah pinter (belajar corel draw, mtk, ekonomi)" kemudian saya menimpali "iya" (padahal rugi, waktu yang harusnya bisa digunakan untuk belajar sesuatu yang baru malah muter balik kebelakang). Demi teman saya rela merugi, kehilangan kesempatan emas, gagal juara atau rela juga kehilangan yang terkasih. Asal teman-teman tidak tertinggal jauh di belakang saya rela. Ikhlas dan rela. (Baca juga: Daftar Sendiri, Setting Sendiri, Iklan Sendiri, Trus Ngapain Pas Udah Sukses Harus berbagi).

Terima kasih buat yang sudah menyempatkan diri buat baca. Silahkan berkomentar sesuka hati. Nitip backlink buat blog ente juga boleh, tapi syaratnya ya itu "Bacalah". Buat yang belum baca, please deh mending gak usah ikut berkomentar. Karena kolom komentar saya sediakan hanya untuk mereka yang baca 😁.

Posting Komentar untuk "Wisuda Teman Kita Mulyati + Curcol"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ