Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

100 ribu, Honor Pertama dari Menulis

Hai guys, boleh dong saya sedikit bercerita. Bulan ini saya menerima honor pertama dari menulis. Honor ini saya dapatkan setelah salah satu surat kabar/ harian/ koran menerbitkan tulisan hasil karya pemikiran saya di kolom opini mereka. Tulisan saya terbit tanggal 23 Januari 2017.

Cerita bagaimana saya menulis opini dan kemudian saya kirimkan ke
surat kabar/ harian/ koran Sebelumnya pernah saya posting dalam tulisan saya yang berjudul "Menembus Koran Pertama Kalinya" silakan dibaca juga ya!!!.

Tulisan hasil karya pemikiran saya tersebut kemudian juga saya posting di website pribadi saya ini. Kamu bisa membacanya dalam postingan saya yang satu ini ==>> "Mau Sampai Kapan (Bisnis Tipu-tipu Berbasis Web & Aplikasi)"

Karena tulisan saya terbit maka saya berhak mendapatkan Honor sekedarnya yang baru cair pada awal bulan berikutnya. Sepertinya pencairan honor bagi para penulis lepas (bukan bagian dari perusahaan) juga sama seperti halnya saat gajian bagi karyawan.

Trus kalau udah cair brarti lapang dong? Banyak uang dong? Stop jangan buru-beranggapan demikian. Hasilnya tidak begitu wah bahkan meleset dari dugaan saya. Mungkin karena saya hanyalah seorang penulis pemula.

Saya sendiri sebenarnya sama sekali tidak terlalu berharap mendapatkan honor yang besar. Karena bagi saya tulisan saya sudah terbit dan ada orang yang baca sudah membuat saya sangat senang. Puas rasanya. Senang sekali. Ketika karya kita dihargai orang. Ketika dinilai layak terbit. Sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi saya.

Selama menunggu honor cair. Saya tidak mau munafik. Bahwa saya pada akhirnya mengharapkan honor. Honor yang saya harap semoga lebih tinggi dari yang perkirakan. Saya berharap honor tersebut dapat saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya mulai memikirkan bahwa menulis untuk dikirim ke surat kabar/ harian/ koran/ ternyata bisa menjadi tambahan penghasilan yang menjanjikan. Bahkan bisa jadi sebuah pekerjaan freelance yang sangat cocok bagi saya, karena kerjanya santai. Sempat juga menyesal kenapa tidak dari dulu tulisan-tulisan yang biasa hanya saya posting di website pribadi saya kirimkan ke surat kabar/ harian/ koran.

Saya kemudian menjadi bertambah semangat dalam menulis. Saya ingin menulis tulisan yang lebih serius suatu hari nanti. Tidak lagi hanya sekadar iseng. Setelah tulisan pertama saya terbit, saya menulis tulisan lain. Sudah dua tulisan yang saya kirimkan. Sayang sekali belum ada surat kabar/ harian/ koran yang bersedia menerbitkan lagi.

Kepikiran Honor
Pikiran soal honor benar-benar menghantui saya. Meskipun begitu, untungnya saya tidak ingin buru-buru dan tiap hari mulai tanggal 1 februari ngecek ATM. Untung nya TIDAK. Karena jika begitu maka sudah jelas yang saya harap adalah honornya. Saya berusaha keras untuk menahan diri. Biarlah berapapun hasilnya, nanti saja ceknya siapa tahu ada yang kasih kabar. Kebetulan saya belum ada waktu luang untuk ke mesin ATM yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Cek Honor
Hari itu Minggu, 12 Februari 2017. Saya akhirnya tergoda juga untuk cek saldo di ATM. Kebetulan hari ini saya cukup punya waktu luang. Saya pergi ke mesin ATM yang jaraknya cukup jauh bila di tempuh dengan berjalan kaki. Untung saya ke sana dengan mengendarai sepeda motor. Skitar 5 menitan sudah sampai. Saya parkir, masuk bilik ATM, masukkan kartu ATM, PIN, dan langsung cek saldo tabungan. Di sana nampak saldo Rp. 95ribu-an. ATM saya memang sudah lama tidak saya cek. Saldonya sisa sedikit, mungkin sudah habis. Bila ada isinya biasanya ketika awal bulan langsung di potong Rp. 5ribu. Kesimpulannya Honor Pertama saya adalah Rp. 100ribu.

Bersyukur atas Honor Pertama
Biar Honor Pertama saya tersebut terbilang kecil kata orang. Saya sangat bersyukur. Saya senang sekali. Karena ternyata tulisan saya ada harganya. Saya jadi lebih bisa rendah diri, bahwa butuh usaha yang lebih keras jika saya ingin jadi "Kaya dari Menulis. Saya jadi makin sadar diri. Ternyata cari uang itu tidak semudah ini. Saya menulis tulisan tersebut hanya dalam tempo 2 hari. Kemudian saya kirimkan ke sejumlah surat kabar/ harian/ koran melalui email mereka yang saya dapat dari membaca media-media tersebut. Tidak semudah itu. Saya sempat berandai-andai bahwa Honor Pertama saya mungkin bisa lebih tinggi dari yang diterima bang Alit Susanto yang hanya mendapat Rp. 1,5juta setelah berjuang 5 tahun untuk menembus penerbit dan menunggu hingga 6 bulan baru menerima uang royalty atas buku pertama yang ia terbitkan. Jadi. TIDAK SEMUDAH ITU. Banyak hal yang musti saya pelajari.

Penghasilan Pertama dari Menulis.
Sebelumnya tulisan-tulisan saya hanya tersedia secara gratis di facebook saya dan blog/ website saya. Dan akhirnya sekarang saya malah mendapatkan Penghasilan pertama dari menulis di surat kabar/ harian/ koran. Sungguh lagi-lagi saya sangat senang. Sudah senang tulisan terbit di surat kabar/ harian/ koran. Bisa promo website gratis di surat kabar/ harian/ koran, karena memang yang menempatkan domain website saya di bio. Dan terakhir dapat honor pula sebagai penghasilan pertama dari menulis. Duh senangnya. Senaaanggg skaliiii.

Begitulah cerita saya tentang Honor Pertama saya sebagai penulis. Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita saya. Semoga cerita saya dapat memberi motivasi dan manfaat bagi kita semua. Silakan tinggalkan link di kolom komentar ya biar kita bisa saling berkunjung. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "100 ribu, Honor Pertama dari Menulis"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ