Pertemuan Pertama Dengan Dia #KampusFiksi #10DaysKF
[update 2 Juli 2017]
Pertemuan pertama dengan si Dia
Ini adalah tantangan hari ke empat dari #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge. Saya diminta menuliskan cerita pertemuan saya dengan dia namun tanpa menyebutkan namanya. Saya pun menyanggupi tantangan tersebut dan inilah hasil tulisan saya setelah berusaha mengingat-ingat dengan susah payah.
Dia Yang Pertama
Saya dulu tidak berpikir akan tertarik pada wanita. Saya tidak peduli bahwa mereka ada. Saya tidak berteman dengan wanita. Mereka hanyalah akan mengganggu dan menghambat langkah saya. Sejak kecil saya sudah berpikir untuk serius. Usia sekolah belum saatnya untuk berteman dekat dengan wanita. Sampai kemudian saya terkejut. Ada yang menarik di antara mereka. Dia kebetulan teman sekelas saya. Dia cantik naudzubillah. Putih mulus berambut panjang. Namun saya tetap pada prinsip sebelumya, "tidak akan ada wanita sampai saya siap menikah". Namun situasi akhirnya membuat kami saling kenal selain sekelas dia juga sering satu kelompok dengan saya begitulah kemudian saya mengenalnya. Saya pernah menuliskan tentangnya dalam tulisan Kenangan Masa Putih-Biru, saya akan sangat senang apabila kamu sudah membacanya, buat kamu yang belum silakan dibaca juga ya☺.
Dia Yang Kedua Tapi Cinta pertama (Mungkin)
Hari itu ada yang datang ke kelas saya. Dia terlihat begitu mempesona. Entah siapa namanya. Dia menyampaikan pesan bahwa hari itu guru yang mengajar di kelas saya tidak masuk. Yup begitulah se ingat saya. Entah atau mungkin saat itu dia memanggil temannya saya sudah lupa. Yang pasti saya tidak melupakan senyum dan tatapan matanya. Ketika pertemuan itu saya tidak begitu hapal namanya. Dia tidak satu kelas dengan saya karena itulah saya bahkan tidak begitu kenal namanya. Saya baru tahu namanya setelah kemudian teman sekelas saya bertanya kepadanya.
Namanya saya ingat terus semenjak saat itu hingga saat ini. Dia berbeda dengan yang sebelumnya. Saya kemudian sangat ingin mengenalnya. Ingin dekat dengannya. Ingin selalu melihat senyumannya. Saya senang telah menjadi temannya. Darinya saya belajar cinta tak harus memiliki. Karena dia saya akhirnya menerima. Bahwa teman saya tidak harus dari sesama lelaki tapi juga bisa dari kaum wanita. Dia Mendobrak pendapat saya soal perempuan sekaligus mendobrak perdapat saya terkait kriteria perempuan cantik versi Deka. Darinya saya belajar cantik itu relatif. Dia cantik dengan caranya. Seorang wanita akan terlihat sangat cantik bagi laki-laki yang menyukainya meski bagi orang lain biasa saja.
Dia yang ketiga
Dia adalah adik kelas saya. Dipertemukan kembali di sebuah sekolah. Dia cukup cantik dan berkulit putih. Saya tidak begitu mengenalnya ketika dulu satu sekolah. Lewat pesan singkat Dia kemudian sering bertanya. Meminta bantuan kepada saya. Semua berjalan seperti biasa. Beberapa kali saya bertemu dengannya. Hanya ada rasa gugup tanpa ada rasa tertarik seperti dia-dia yang sebelumnya. Yang ada mungkin hanya nafsu belaka. Semua murni karena saya saya ingin melindunginya, kasihan dan ingin membantunya. Semua bisa saja berubah jika ada rasa tertarik dari dia kepada saya. Entahlah. Dia tidak bisa menghapus keberadaan dia yang sebelumnya. Tidak bahkan setelah pertemuan berdua pertama kalinya. Dia bukanlah sesuatu yang bisa membuat saya mengejarnya. Terlebih sikapnya terhadap saya yang kadang aneh. Entahlah. Kadang aneh. Baca juga: Aneh.
Dia Yang Lainnya
Waktu itu saya hendak menunaikan tugas negara. Begitupun dengan dia. Hanya memenuhi tugas negara tidak ada niatan untuk cari calon pendamping. Main-main atau semacamnya. Komunikasi berjalan baik karena dia nyaman terhadap saya. Dia sendiri yang menyebutkan demikian. Entah benar ataukah hanya mengelabui saya. Yang pasti kemudian saya pikir saya akrab dengannya. Dia menghapus dia yang sebelumnya (cinta pertama) Benar-benar menghapusnya. Menghapusnya yang membenci saya. Baca juga Ketika Dia Yang Kusukai Sudah Punya Calon.
Begitulah cerita beberapa pertemuan pertama saya. Bagaimana cerita pertemuan pertama mu yuk tulis di kolom komentar ya☺....
Pertemuan pertama dengan si Dia
Ini adalah tantangan hari ke empat dari #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge. Saya diminta menuliskan cerita pertemuan saya dengan dia namun tanpa menyebutkan namanya. Saya pun menyanggupi tantangan tersebut dan inilah hasil tulisan saya setelah berusaha mengingat-ingat dengan susah payah.
Dia Yang Pertama
Saya dulu tidak berpikir akan tertarik pada wanita. Saya tidak peduli bahwa mereka ada. Saya tidak berteman dengan wanita. Mereka hanyalah akan mengganggu dan menghambat langkah saya. Sejak kecil saya sudah berpikir untuk serius. Usia sekolah belum saatnya untuk berteman dekat dengan wanita. Sampai kemudian saya terkejut. Ada yang menarik di antara mereka. Dia kebetulan teman sekelas saya. Dia cantik naudzubillah. Putih mulus berambut panjang. Namun saya tetap pada prinsip sebelumya, "tidak akan ada wanita sampai saya siap menikah". Namun situasi akhirnya membuat kami saling kenal selain sekelas dia juga sering satu kelompok dengan saya begitulah kemudian saya mengenalnya. Saya pernah menuliskan tentangnya dalam tulisan Kenangan Masa Putih-Biru, saya akan sangat senang apabila kamu sudah membacanya, buat kamu yang belum silakan dibaca juga ya☺.
Dia Yang Kedua Tapi Cinta pertama (Mungkin)
Hari itu ada yang datang ke kelas saya. Dia terlihat begitu mempesona. Entah siapa namanya. Dia menyampaikan pesan bahwa hari itu guru yang mengajar di kelas saya tidak masuk. Yup begitulah se ingat saya. Entah atau mungkin saat itu dia memanggil temannya saya sudah lupa. Yang pasti saya tidak melupakan senyum dan tatapan matanya. Ketika pertemuan itu saya tidak begitu hapal namanya. Dia tidak satu kelas dengan saya karena itulah saya bahkan tidak begitu kenal namanya. Saya baru tahu namanya setelah kemudian teman sekelas saya bertanya kepadanya.
Namanya saya ingat terus semenjak saat itu hingga saat ini. Dia berbeda dengan yang sebelumnya. Saya kemudian sangat ingin mengenalnya. Ingin dekat dengannya. Ingin selalu melihat senyumannya. Saya senang telah menjadi temannya. Darinya saya belajar cinta tak harus memiliki. Karena dia saya akhirnya menerima. Bahwa teman saya tidak harus dari sesama lelaki tapi juga bisa dari kaum wanita. Dia Mendobrak pendapat saya soal perempuan sekaligus mendobrak perdapat saya terkait kriteria perempuan cantik versi Deka. Darinya saya belajar cantik itu relatif. Dia cantik dengan caranya. Seorang wanita akan terlihat sangat cantik bagi laki-laki yang menyukainya meski bagi orang lain biasa saja.
Dia yang ketiga
Dia adalah adik kelas saya. Dipertemukan kembali di sebuah sekolah. Dia cukup cantik dan berkulit putih. Saya tidak begitu mengenalnya ketika dulu satu sekolah. Lewat pesan singkat Dia kemudian sering bertanya. Meminta bantuan kepada saya. Semua berjalan seperti biasa. Beberapa kali saya bertemu dengannya. Hanya ada rasa gugup tanpa ada rasa tertarik seperti dia-dia yang sebelumnya. Yang ada mungkin hanya nafsu belaka. Semua murni karena saya saya ingin melindunginya, kasihan dan ingin membantunya. Semua bisa saja berubah jika ada rasa tertarik dari dia kepada saya. Entahlah. Dia tidak bisa menghapus keberadaan dia yang sebelumnya. Tidak bahkan setelah pertemuan berdua pertama kalinya. Dia bukanlah sesuatu yang bisa membuat saya mengejarnya. Terlebih sikapnya terhadap saya yang kadang aneh. Entahlah. Kadang aneh. Baca juga: Aneh.
Dia Yang Lainnya
Waktu itu saya hendak menunaikan tugas negara. Begitupun dengan dia. Hanya memenuhi tugas negara tidak ada niatan untuk cari calon pendamping. Main-main atau semacamnya. Komunikasi berjalan baik karena dia nyaman terhadap saya. Dia sendiri yang menyebutkan demikian. Entah benar ataukah hanya mengelabui saya. Yang pasti kemudian saya pikir saya akrab dengannya. Dia menghapus dia yang sebelumnya (cinta pertama) Benar-benar menghapusnya. Menghapusnya yang membenci saya. Baca juga Ketika Dia Yang Kusukai Sudah Punya Calon.
Begitulah cerita beberapa pertemuan pertama saya. Bagaimana cerita pertemuan pertama mu yuk tulis di kolom komentar ya☺....
Posting Komentar untuk "Pertemuan Pertama Dengan Dia #KampusFiksi #10DaysKF"
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, silakan berkomentar ya 😊