Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengalaman Waktu ngurus Berkas Lamaran Kerja, Proses Pembuatan SKCK dan NPWP

Hai guys, ini adalah salah satu dari beberapa tulisan yang saya buat selama masa-masa yang saya sebut abad kekosongan. Abad kekosongan bagi saya adalah tentang apa yang saya lakukan di waktu-waktu dimana saya tidak sedang terjangkau koneksi internet sehingga tidak bisa langsung posting tulisan di waktu yang tepat ketika moment tulisan itu selesai dibuat, dalam artian ada delay atau jeda waktu sampai tulisan-tulisan yang saya buat tersebut bisa saya posting. Kedepan mungkin akan ada banyak abad kekosongan kekosongan yang lainnya karena selama ini memang ada banyak moment yang tidak tercatat yang saat ini sedang saya usahakan untuk mencatat moment-moment yang saya lewati untuk kemudian di jadikan sebuah tulisan untuk di posting di blog. Daripada kelamaan yuk di baca ya...


Kemarin, tepatnya tanggal 9 Desember 2016 saya dan saudara kembar saya seperti biasa sedang berdagang di pasar pangkalan balai ketika pukul 10 an hape milik saudara kembar  saya berdering dan dia segera pamit pulang duluan. Kebetulan kemarin juga bertepatan dengan hari jum'at dimana setiap muslim laki-laki yang sudah akil baligh diwajibkan menjalankan ibadah sholat jum'at. Sebenarnya saudara saya mengajak saya sekalian untuk pulang, tapi kalau saya juga pulang nanti siapa yang tunggu jualan kan emak belum datang? Tanya saya, kemudian kami putuskan agar deki pulang duluan saja lagian masih terlalu pagi karena biasanya kami pulang untuk menjalankan ibadah sholat jum'at pukul 11:00 siang, sekalian juga saya masih menunggu mamang yang biasa nagih setoran uang koperasi yang ketika itu belum juga datang.

Singkat cerita Deki pun sudah pulang serta mang Jhon si penagih koperasi juga sudah datang dan telah saya bayarkan setorannya yang ke 22 saya masih menunggu emak untuk datang menggantikan posisi saya tunggu jualan di pasar. Dari emak kemudian saya mengetahui kalau Deki dapat informasi dari mang Gulu soal lowongan pekerjaan di Badan Pertanahan Nasional dan disuruh memastikan kebenarannya sekalian menyiapkan persyaratan. Karena Emak sudah datang untuk menggantikan saya maka saya pun juga segera pulang.

Tiba di rumah saya langsung dapat kabar dari Deki kalau ternyata syarat lowongan tersebut bisa untuk lulusan SMA jadi tidak harus sarjana (baca juga: Gak dateng ke wisuda saudara kembar). Sayapun semangat dan juga ingin ikutan. Skip saya kemudian makan, mandi dan berangkat ke masjid untuk menjalankan ibadah sholat jum'at.
Sepulang dari masjid usai menjalankan ibadah sholat jum'at kami langsung ganti pakaian dan menyiapkan berkas pertama NPWP, kami ke KP2KP pangkalan balai dan baru masuk langsung ditanya oleh seseorang yang ada di depan pintu yang sepertinya seorang satpam. Pertanyaannya gini:
"ada perlu apa mas?" Kata satpamnya,
"mau bikin NPWP" jawabku.
"maaf mas kalau boleh tau kerja dimana?tanya satpam lagi,
"Baru mau cari kerja pak, syaratnya punya NPWP" jawabku,

Kemudian si satpam pun menjelaskan kalau NPWP itu untuk mereka yang sudah kerja, nah kalau belum bekerja maka tidak bisa. Beliau menyarankan untuk membuat permohonan online kemudian mencetak hasil bahwa permohonan NPWP gagal atau ditolak.

Saya dan Deki akhimya keluar dari kantor tersebut dan berniat segera ke polres untuk membuat SKCK yang juga di cantumkan sebagai syarat kelengkapan berkas lamaran. Di polres saya ketemu teman lama, teman smp tepatnya yang pernah satu kelas sama Deki yang bernama Randy, karena baru pertama kali mengurus SKCK maka saya harus ke bagian kaur identitas dan mengurus urusan sidik jari, saya masuk keruangan dan kemudian diberi blangko yang harus di isi. Setelah selesai saya isi, blanko itupun saya kumpulkan dan kemudian saya diminta untuk menunggu di luar karena blanko yang sudah dikumpulkan sebelum punya saya sudah menumpuk cukup banyak dan waktu sudah menunjukkan pukul 2 lewat maka saya diingatkan bahwa kemungkinan tidak selesai hari itu juga, tapi coba tunggu saja sampai tutup pukul 4. Saya putuskan untuk menunggu saja.

Di luar ternyata Deki ditolak untuk mengajukan berkas pembuatan SKCK karena berkas sudah menumpuk jadinya Deki hanya menunggui saya yang sedang menunggu panggilan. Beruntung disitu kami ketemu dua orang teman lama, yang satu tadi telah saya sebutkan yang kedua bernama Dayat, teman kami dulu ketika SD yang juga sedang menemani pacarnya mengurus berkas SKCK. Beruntung kebetulan ada teman jadi kami bisa ngobrolin kenangan-kenangan ketika sekolah dulu maupun cerita-soal masa kini mulai dari kuliah hingga soal pekerjaan.
Hingga sore saya, Deki, Dayat dan pacarnya menunggu ternyata nama kami tidak kunjung dipanggil dan dipersilakan untuk pulang. Kemudian kamipun pulang dengan tangan hampa.

Malamnya saya membuat sebuah postingan yang berjudul "Import Blogspot ke Wordpress Self Hosting" yang isinya soal cerita saya yang pada akhirnya memutuskan memindahkan sebagian postingan saya di blog yang lama ke blog saya yang baru ini, jangan lupa di baca ya semoga bermanfaat untuk kamu ya :).

Pesan moral yang dapat saya ambil dari cerita saya tersebut adalah jangan sampai terlambat memperoleh informasi penting karena kalau terlambat maka kita sendiri yang repot dan terhambat saktu yang terbatas. Seperti yang kami alami besok hari sabtu (hari ini libur), senin apesnya tanggal merah jadi terpaksa menyelesaikan segala urusan berkas di hari selasa yang juga  hari terakhir pengumpulan berkas, bisa jadi ketika NPWP dan SKCK selesai malah Waktu pengumpulan berkas lamaran kerja sudah berakhir harapannya tentu jangan dan semoga saja kami masih sempat Aamiin.

Posting Komentar untuk "Pengalaman Waktu ngurus Berkas Lamaran Kerja, Proses Pembuatan SKCK dan NPWP"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ