Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Perkembangan Teori Manajemen

BAB 3

Perkembangan Teori Manajemen

Disusun Oleh

Kelompok       : 3
Nama               : Ahmad Ari Yansyah (01121001011)
                          Jefri Weliando (01121001039)

A.    Pendahuluan
Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan usah terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu pula.
            Dalam Bab ini akan dibicarakan tiga aliran pemikiran manajemen yang ada: aliran klasik (yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik), aliran hubungan manusiawi (sering disebut aliran neoklasik), dan aliran manjemen modern. Juga akan dibicarakan dua pendekatan manajemen yang berkembangan akhir-akhir ini-pendekatan sistem dan pendekatan kontingen (contingency approach) – yang bermaksud untuk mengintregasikan bermacam-macam teori manajemen yang ada.
Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu
1)      Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2)      Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3)      Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.

B.     Teori Manajemen Klasik
Perkembangan Awal Teori Manajemen
            Ada dua tokoh manajemen, yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.
Robbert Owen (1771-1858). Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik permintaan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan yang mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia menekankan pentingnya umur manusia dalam produksi, perbaikan dalam kondisi kerja, Melalui perbaikan kondisi karyawan akan menaikkan produksi dan keuntungan dan investasi paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “ vital Machines”.
Charles Babbage (1792-1871). Charles Babbage, seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan menurunkan biaya. Penerapan prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat meningkatkan produktivitas, menekan cost. Ide kegiatan perakitan yaitu pekerja dapat dilatih ketrampilan tertentu dan bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan. Dia menekankan pentingnya pembagian kerja melalui spesialisasi, setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan sesuai operasi pabrik, mengembangkan program-program permainan, menganjurkan  kerjasama   yang    saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, merencanakan skema pembagian keuntungan.
1.      Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen ilmiah ( scientific management ) ditandai kontribusi dari Frederick W, Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L., Gantt, dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.
Fredrerrick W. Taylor (1856-1915) Taylor adalah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan tentang usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada tahun 1886, dijadikan sebagai pegangan penting bagi para buruh dan manajer. Dalam penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah:
1.      Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, agar, sebagi contoh, metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap dapat ditentukan.
2.      Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawabatas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3.      Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4.      Kerjasama yang baik antara manejemen dan tenaga kerja.

Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional, system tariff berbeda yaitu karywan yang lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji lebih besar dari yang lainnya.


Frank dan Lillian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972). Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami istri Gilbreth dan lillian gilbreth. Frenk Gilberth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang di ilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan “cara terbaik pengerjakaan suatu tugas”. Sedangkan lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia.
Henry L. Gantt (1861-1919) mengemukakan gagasan-gagasan 1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, 2. Seleksi ilmiah tenaga kerja 3. Sistem insentig (bonus) untuk merangsang produktifitas, dan 4. Penggunaan intruksi-intruksi kerja yang terperinci.
Harrington emerson (1853-1931). Mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut,
1.      Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2.      Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3.      Adanya staf yang cakap
4.      Disiplin
5.      Balas jasa yang adil
6.      Laporan-laporan yang terpecaya, segera akurat dan ajeg-sistem informasi akuntansi.
7.      Adanya perintah perencanaan dan pengurutan kerja.
8.      Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.
9.      Kondisi yang distandardisasi
10.  Operasi yang distandardisasi
11.  Intruksi-intruksi praktis tertulis yang standar
12.  Balas jasa efisiensi-rencana insentif

2.      Teori organisasi klasik
Henry Fayol (1841-1925) Fayol terkenal sebagai Bapak Teori Ilmiah. Dalam bukunya yang terkenal dengan judul Administration Industrielle et Generale, Fayol mengemukakan teori dan teknik administratif untuk mengelola organisasi yang kompleks. Sebagai manejer utama di pabrik tambang dan metalurgi yang sangat terkenal di Eropa, Fayol yakin bahwa kesuksesannya merupakan keterampilan mengembangkan pengalaman dan introspeksi.
Henry fayol mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
  1. Pembagian kerja
  2. Wewenang
  3. Disiplin
  4. Kesatuan perintah
  5. Kesatuan pengarahan
  6. Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
  7. Balas jasa/imbalan
  8. Sentralisasi
  9. Rantai scalr/khirarki
  10. Order/susunan
  11. Keadilan
  12. Stabilitas staf organisasi
  13. Inisiatif
  14. Esprit de corps (semangat korps)
James D. Mooney, eksekutif General Motors, untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu 1. Koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan disiplin 2. Prinsip skalar, proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional 3. Prinsip fungsional, adanya fungsionalme  bermacam-macam tugas yang berbeda, 4. Prinsip staf, kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
Mary parker follett (1868-1933). Follet dan benard bertindak sebagai jembatan antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur-unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.
Chaster I. Barnard (1886-1961), Chester Barnard menekankan pentingnya peralatan komunikasi untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teori, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard adalah pelopor dalam penggunaan “pendekatan sistem” untuk pengelolaan organisasi.
C.     Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi keharmonisan kerja.
Hugo Munsterberg (1863-1916) Dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan pesikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan tiga cara
1.      Penemuan best posible person,
2.      Penciptaan best possible work
3.      Penggunaan best posible effect untuk memotivasi karyawan.
Elton mayo (1880- 1949) dan percobaan-percobaan Hawthome. “Hubungan manusiawi” sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara dimana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila “manajemen personalia” mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah “baik”. Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi dalam organisasi adalah “buruk”. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka.
Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi ini adalah bahwasanya konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan sosial tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian
D.    Aliran Manajemen Modern

1.      Perilaku Organisasi
Tokoh-tokoh aliran ini antara lain:
1.Abraham Maslow yang mengemukakan adanya :hirarki kebutuhan”  dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivsi
2. Douglas McGregor dengan teori X dan Teori Y nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid)
5. Rensis Linkert yang telah mengidentifikasikan dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1 : exploitif-otoritatif sampai 4 : pertisipatif kelompok.
6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
7. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
8. Edgar Schen yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain-lainnya.
Prinsip-prinsip dasar prilaku Organisasi
1.      Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses tekhnik secara ketat (peranan,prosedur,prinsip)
2.      Manajemen harus sistematis, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
3.      Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi
4.      Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah:
1.      Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi
2.      Manajer masaa kini harus diberi laatihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen
3.      Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka
4.      Komitmen dapat dikembangkan melalu partisipasi  dan keterlibatan para karyawan
5.      Pekerja setiap karyawan harus disusun yang memungkinkna mereka mencapai kepuasan diri dari para pekerja tersebut
6.      Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerja.


2.      Aliran Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim penelitian operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi Inggris pada PD II. Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan dengan kemajuan komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1)      perumusan masalah
2)      penyusunan suatu model matematis
3)      penyelesaian model
4)      pengujian model
5)      penetapan pengawasan atas hasil
6)      pelaksanaan (implementasi)

3.      Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu pendekatan manajemen, “sistem” mencangkup baik sistem-sistem umum maupun khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopaikologis. Sedangkan analisis sistem manajemen spesifik meliputi bidang-bidang, seperti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi, serta mekanisme-mekanisme perencanaan dan pengawasan.
Defenisi sistem begitu banyak dikemukakan oleh ahli. Menurut Shore & Voich (1974) sistem ialah suatu keseluruhan yang terdiri dari sejumlah bagian-bagian. Menurut Gerald, et al. (1981) sistem ialah tata cara kerja yang saling berkaitan, dan bekerja sama membentuk suatu aktivitas atau mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat dipandang sebagai suatu hal yang tertutup atau terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya, sedangkan sistem terbuka ialah sistem yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bentuk umum suatu sistem terdiri atas input, proses, output dan umpan balik. Umpan balik ialah hasil output untuk untuk memperbaiki input yang akan datang. Keempat unsur tersebut berada dalam suatu organisasi. Sebagai organisasi dengan sistem terbuka, maka organisasi dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan luarnya. Pendekatan sistem meliputi penerapan konsep-konsep yang cocok dari teori sistem untuk mempermudah pemahaman tentang teori organisasi dan praktik manajerial
4.      Pendekaatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasi tekhnik mana, pada situasi tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi.
Pendekatan kontingensi telah berkembang diberbagai bidang manajemen seperti perencanaan yang strategik dan dinamika kelompok. Pendekatan ini bermaksud untuk menjebatani gab yang ada antara teori ekonomi dan praktek. Disamping itu, seperi telah disebutkan diatas, pendekatan kontingensi memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula. Jadi , pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan terhadap anggapan universalitas, dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel lingkuan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi: lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.

E.     Perkembangan Teori Manajemen di Masa Mendatang
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu:
1.      Dominan. Salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
2.      Divergence. Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
3.  Convergence. Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung kabur.
4.      Sintesa. Masing-masing aliran berintegrasi.
5.      Proliferation.







Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Perkembangan Teori Manajemen"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ