Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Jangan Buat Nyaman, Lalu Pergi Meninggalkan

Sadarilah bahwa hati ini sangat rapuh, saat hati ini sudah menentukan dimana dia akan berlabuh disana dia akan mulai merasa nyaman. 
Apakah kau tidak merasa, kalau hati ini sudah memilihmu untuk menjadi salah satu bagian dalam kisah hidup. Apa kau hanya berpura-pura tidak tau, kalau seandainya hati ini sangat tulus menerimamu. Awalnya kita hanya teman biasa yang saling sapa dan selalu bertanya. Lalu berubah dengan canda dan tawa sampai bercerita kehidupan masing-masing. Supaya kau tidak merasa asing akan hadirnya diriku, sehingga aku ceritakan semua apa yang pernah aku alami. Mulai dari keluarga yang selalu medukung, dan mata kuliah yang selalu membuatku bingung. Dan kau pun sama memberikan kisah hidupmu padaku, sehingga aku tau kau seorang wanita yang kuat, tidak mudah menyerah namun sedikit manja. (Baca juga: Apakah Ini Sebuah Kesalahan?)
Entah darimana rasa itu datang, kapan menghampiri dan tidak mau pergi. Tiba-tiba ada rasa yang datang dari komunikasi yang biasa, dari pembicaraan yang sederhana. Mulanya kita hanya saling memandang, terpaku sebenatar tanpa mengeluarkan kata, menundukan pandangan dan berlalu. Tapi aku kaget saat menerima permintaan tolong pertama darimu, senang bercampur malu. Dan dari sanalah percakapan kita berawal. Mulai menanyakan hal-hal yang sederhana sampai bercerita tentang keseharian yang menyenangkan. Kadang ada cerita duka yang aku bagi dengan mu, dan kau setia mendengarkannya. Kadang ada rasa kesal yang aku luapkan padamu, tapi kau hanya tersenyum dan mencoba menghiburku dengan candaan-candaan kecil.
Adanya rasa nyaman dalam berkomunikasi, tidak sungkan untuk mengejek, atau hanya sekedar menegur dengan emoticon. Sehingga hubungan kita menjadi tidak jelas, apakah hanya sebatas teman atau lebih dari itu. Dengan sikapmu yang terbuka, seperti memberikan harapan. Dengan perhatian yang kau berikan membuatku tidak sungkan. Sehingga dengan berani aku mulai menanyakan apa makna kedekatan kita. Karena kutahu ada seseorang yang dekat dengan mu selain aku, dan aku bukan satu-satunya yang bisa bersenda gurau dengan dirimu. (Baca juga: Semacam Tidak Memiliki Tapi Takut Kehilangan)
Rasa ini mulai tidak wajar, kenapa saat mendengar namamu diriku selalu tersenyum dan jantungku berdebar kencang. selalu ingin mengetahui apa yang sedang kau kerjakan di dunia nyata dan kau bagikan di dunia maya. Waktuku menjadi sepi jika tidak ada kabar darimu, dan entah kenapa diriku mulai nyaman dengan kehadirian dirimu. 
Malam itu jujur saja. Hatiku tidak menentu. Takut dan cemas menjadi satu akan pertanyaan yang aku sengaja tanyakan padamu. Tapi apa jawabmu, kau hanya memandang hubungan kita sebagai teman biasa. Mungkin kau tidak tau kalau hati ini terasa tersayat-sayat setelah mendengar penjelasanmu. Hanya teman, setelah semua ini kau hanya menganggapku sebagai teman. (Baca Juga: Kau Tahu Aku Terluka)
Ketahuilah kalau hati ini sesungguhnya sangat rapuh, walau senyum selalu tergores manis di bibirku. Bukan salah mu, bukan salahku. Hanya takdir yang mempertemukan kita untuk saling mengenal dekat tanpa memberi kesempatan untuk saling memiliki.
Aku tahu rasa ini datang pada saat yang belum tepat untuk itu aku tanyakan padamu. Aku takut kita akan saling menyakiti, karena terjalin dalam hubungan yang tidak halal. Bukan cinta yang akan bersemi, tapi nafsu yang berbalut keindahan dunia. Menggoda kita dengan kesenangan dan melupakan kewajiaban-kewajiaban kita. Aku tidak mau mengganggumu dan menggoyahkan imanmu. Sedikit pun aku tidak mau menjadi jalan setan untuk menjerumuskan dirimu ke dalam api neraka. 
Jika saatnya telah tiba dan kita ditakdirkan bersama. Disitu kita akan merasa yakin jika doa itu nyata dan cinta sejati akan membawamu ke surga. Biarlah hati ini merasa sakit untuk sebentar, dan menyibukan diri dengan tugas-tugas yang ada. Karena hadir mu di saat yang tepat akan menjadikan penantian menjadi suatu saat yang dirindukan.
Terimakasih telah mejadi bagian dari kisah hidupku dan membuat malam-malamku menjadi penuh warna, walau sekarang kita tidak bisa bersama, Terimakasih

Deka Firhansyah, S.I.P.
Deka Firhansyah, S.I.P. Saya saudara kembar dari Deki Firmansyah, S.E. Seorang pelajar yang masih ingin terus belajar. Biasa di panggil Dek, meski saya lebih suka dipanggil DK atau cukup K. Kami Blogger asal Kota Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan kelahiran Selasa, 29 Maret 1994. Senang berbagi informasi sejak kenal internet dan Facebook kemudian mengantarkan saya mengenal blog. Rutin menulis apa saja yang ingin saya tulis termasuk curhat di blog sejak tahun 2016. Selengkapnya kunjungi halaman about.

Posting Komentar untuk "Jangan Buat Nyaman, Lalu Pergi Meninggalkan"

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيم
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØ­ْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ